Perubahan Tata Guna Lahan di Sub DAS Rembangan - Jember dan Dampaknya Terhadap Laju Erosi

Abstract

Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dan kurangnya vegetasi penutup tanah dapat meningkatkan potensi erosi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya laju erosi akibat perubahan tata guna lahan pada tahun 2001 dan 2014 di wilayah Sub DAS Rembangan, Jember. Tingkat bahaya erosi ditentukan berdasarkan rumus metode USLE (Universal Soil Loss Equation). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah curah hujan pada tahun 2004 sampai 2014 dari stasiun klimatologi terdekat, erodibilitas tanah berdasarkan pengukuran lapang, DEM (Digital Elevation Model), dan peta tata guna lahan tahun 2001 dan 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju erosi pada daerah penelitian dengan perubahan penggunaan lahan tahun 2001 dan 2014 sebesar 873,1 ton/Ha/tahun dan 881,9 ton/ha/th, laju erosi ini termasuk dalam kondisi sangat berat. Tingkat bahaya erosi akibat perubahan penggunaan lahan dalam kondisi sangat berat mencapai 42,5% dari luas wilayah keseluruhan. Sehingga, diperlulan tindakan konservasi lahan di wilayah penelitian. Tindakan konservasi lahan dengan tingkat bahaya erosi ringan dapat dikurangi melalui pemilihan dan pengaturan pola tanam, penanaman penutup tanah, dan penggunaan sisa tanaman sebagai mulsa. Pada tingkat bahaya erosi berat direkomendasikan mengembangkan usaha tani tanaman tahunan (tanaman perkebunan atau tanaman industri), sedangkan pada lahan dengan tingkat bahaya erosi sangat berat, maka tidak digunakan untuk lahan pertanian. Kata kunci: Laju erosi; perubahan tata guna lahan; tingkat bahaya erosi; sub DAS Rembangan; USLE

Evaluasi Kesesuaian Lahan Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas Komoditas Sayuran

“…Hal tersebut sejalan dengan penurunan produksi tanaman sayuran dari tahun ke tahun yang diakibatkan salah satunya karena penurunan kesuburan tanah akibat terkikisnya lapisan tanah yang subur oleh erosi. Erosi merupakan peristiwa perpindahan atau terangkutnya tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami dimana bagian yang terkikis akan terangkut kemudian terendap pada tempat lain yang disebabkan oleh aliran air atau angin (Andriyani et al, 2019).…”

Estimasi Tingkat Bahaya Erosi dengan Menggunakan Metode USLE Pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Amandit

“…Pengelolaan lahan yang tidak tepat menyebabkan kehilangan tanah (Eisenberg & Muvundja, 2020). Kurangnya tanaman penutup juga dapat meningkatkan tingkat erosi (Andriyani et al, 2019). Erosi yang semakin meningkat juga erat kaitannya dengan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan daya dukung lahan itu sendiri (Sidik, 2019).…”

Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik dan Pestisida Organik terhadap Produktivitas Terung (Solanum melongena) dan Tingkat Bahaya Erosi

“…Bagian dari DAS yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai utama adalah Sub DAS. Eksploitasi Sub DAS dapat menyebabkan bajir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau, penurunan debit sungai, erosi, sedimentasi dan tanah longsor (Andriyani et al, 2019).…”

“…Erosi merupakan peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami berupa air dan angin. Pada lokasi terjadinya erosi, terjadi penurunan kualitas tanah berupa hilangnya lapisan tanah pada horizon O yang terdiri dari bahan organik yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, sedangkan didaerah hilir lapisan tanah yang tererosi bisa menjadi sedimentasi (Andriyani et al, 2019). Selain erosi, degradasi lahan juga disebabkan oleh alih fungsi lahan, pencemaran, dan penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang berlebihan atau tidak tepat (Wahyunto dan Dariah, 2014).…”