Philosophical Values in the Mudun Lemah Tradition Sumbakeling Village, Pancalang District, Kuningan Regency

Abstract

This research is motivated by the current community in Sumbakeling village, a community that has a unique tradition of Mudun Lemah involving the tools and materials used. The study aims to investigate the philosophical values of the tradition by using a descriptive method, where facts were collected and analyzed to generate an overall explanation by analyzing the philosophical values contained in the tradition. The data collection techniques were literature review, observations, direct interviews and documentation. The research results identified 22 elements of semiotics including six elements of icons, seven indices and nine symbols. In addition, there are also 26 points of philosophical values, all of which contain philosophical values in life.

Mudun Lemah: Integrasi Nilai Tanggung Jawab Berbasis Kearifan Lokal Di Sekolah Dasar

“…Mudun lemah ini merupakan tradisi siklus kelahiran. Tradisi ini dilakukan saat anak mencapai umur tujuh bulan, sebagaimana diadakan tradisi tersebut, maksudnya memperkenalkan si anak untuk pertama kalinya menginjakan tanah atau bumi (Ulum & Ruhaliah, 2022). Lebih lanjut dikemukakan oleh Indiarti et al (2019), bahwa mudun lemah adalah ritual selametan yang diadakan setelah sang anak kira-kira berusia tujuh bulan, atau masa-masa anak sudah dianggap telah siap menginjak tanah untuk pertama kalinya.…”

“…Dalam mudun lemah terdapat perlengkapan sebagai bagian dari mudun lemah. Perlengkapan itu berupa sesaji selametan, juwadah uli, sekar, tangga, sangkar ayam, perhiasan, dan barang bermanfaat lain (Rahayu et al, 2022;Ulum & Ruhaliah, 2022;Wahyudhi, 2021). Sesaji selametan merupakan berbagai macam makanan atau kue yang disediakan dalam mudun lemah.…”