2021
DOI: 10.47655/dialog.v44i1.431
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Philosophy of Ayam Jago: Researching The Values of Character Education in Customary Perbayo Sungai Tutung Village, Kerinci District

Abstract: Perbayo is a speech delivered at the coronation ceremony of a local village leader that embraces three aspects, namely: the creation of human, the Kerinci’s natural history, and the leadership. As for the third aspect, the values are often analogous to a rooster having six characters: 1) langsing kokok (good crow); 2) sibar ekor (beautiful tail); 3) kembang sayap (wide wings); 4) besar paruh (big beak); 5) lebar dada (big chest); and 6) runcing taji (sharp spur). The six characters are metaphors of the values … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 10 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Kerjasama antar setiap individu di suku Dayak merupakan sesuatu sangat dibutuhkan, saling membutuhkan merupakan salah satu bentuk untuk mewujudkan kerukunan antar sesama. Saling membutuhkan antar manusia satu dengan yang lainnya, dapat mendorong terbentuknya interaksi dalam jangka waktu yang lama, kemudian menjadi suatu kebiasaan yang dapat melahirkan suatu budaya atau norma, sehingga hal tersebut dapat difungsikan sebagai alat untuk mengatur kehidupan sosial (Yusuf et al, 2021). Hal tersebut dilakukan dari generasi ke generasi oleh keluarga di masyarakat suku Dayak untuk mewujudkan kerukunan antar sesama.…”
Section: Implikasi Terhadap Kehidupan Beragama DI Suku Dayakunclassified
“…Kerjasama antar setiap individu di suku Dayak merupakan sesuatu sangat dibutuhkan, saling membutuhkan merupakan salah satu bentuk untuk mewujudkan kerukunan antar sesama. Saling membutuhkan antar manusia satu dengan yang lainnya, dapat mendorong terbentuknya interaksi dalam jangka waktu yang lama, kemudian menjadi suatu kebiasaan yang dapat melahirkan suatu budaya atau norma, sehingga hal tersebut dapat difungsikan sebagai alat untuk mengatur kehidupan sosial (Yusuf et al, 2021). Hal tersebut dilakukan dari generasi ke generasi oleh keluarga di masyarakat suku Dayak untuk mewujudkan kerukunan antar sesama.…”
Section: Implikasi Terhadap Kehidupan Beragama DI Suku Dayakunclassified