Heavy metal pollution is one of serious problem for tropical mangrove ecosystem. Heavy metals can decrease the quality of a waters. The decreasing in water quality can caused by pollutants such as heavy metals with high concentrations greatly affects the aquatic environment, especially living organisms. The aimed of study is to determine the accumulation level of heavy metals such as Al, Cu, Pb, As, Ni, Cr, Ti, Mn, dan Fe, in root, leaves and stem of E. acoroides. The sampling was carried out in the northern and southern parts of Tunda Island, in March 2015. The method used for seagrass destruction is 6 mL 65% HNO3 and mL H2O2 30%, sediment destruction using Milestone Start D microwave labstation. and using ICP-OES (Inductive Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry) Thermo Scientific iCAP 700 Series. The result show that, the Al, was the dominant heavy metals observed both in sea water and sediment surrounding the observed sea grass areas. Similar result was also observed for seagrass. The dominant sediment grain size absorbing heavy metals is silt-clay because it has more organic matter to control the binding of heavy metals. Heavy metal bioaccumulation is predominant in seagrass leaves and stems due to heavy metal entry into seagrass, substance storage tissue, and seagrass characteristics that are completely submerged in water. Seagrass meadow ecosystem in Tunda Island has been contaminated by several heavy metals.
ABSTRAKPencemaran logam berat adalah salah satu masalah serius bagi ekosistem bakau tropis. Logam berat dapat menurunkan kualitas perairan. Penurunan kualitas perairan yang diakibatkan oleh zat pencemaran seperti logam berat dengan konsentrasi yang sangat tinggi mempengaruhi lingkungan akuatik, terutama organisme hidup. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan tingkat akumulasi logam berat seperti Al, Cu, Pb, As, Ni, Cr, Ti, Mn, dan Fe, di akar, daun dan batang E. acoroides. Pengambilan sampel dilakukan di bagian utara dan selatan Pulau Tunda Banten pada Maret 2015. Metode yang digunakan untuk destruksi lamun yaitu 6 mL HNO3 65% dan mL H2O2 30%, destruksi sedimen menggunakan Milestone Start D microwave labstation, dan ICP-OES (Inductive Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry). Hasil menunjukkan bahwa, Al adalah logam berat dominan yang diamati baik di air laut maupun sedimen di sekitar rumput laut. Hasil serupa juga ditemukan untuk lamun. Ukuran butiran sedimen dominan yang menyerap logam berat adalah lanau lempung karena memiliki lebih banyak bahan organik untuk mengontrol pengikatan logam berat. Bioakumulasi logam berat dominan pada daun dan batang lamun, karena masuknya logam berat ke lamun, jaringan penyimpanan zat, dan karakteristik lamun yang terendam sepenuhnya dalam air. Ekosistem padang lamun di Pulau Tunda telah terkontaminasi oleh beberapa logam berat yang melewati tingkat tercemar. Kata kunci: polutan, ekosistem tropis, mangrove, lamun, logam berat Concentration of Heavy Metals on Roots, Stem and Leaves of . . . http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt 770 I.