Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi kejadian, hubungan faktor risiko, dan luaran maternal dengan plasenta akreta. Metode: Penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di bagian rekam medis RSUP Dr. M. Djamil Padang dari Januari 2016 sampai Desember 2017 dengan sampel penelitian berjumlah 84 orang yang terbagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok suspek plasenta akreta dan kelompok kontrol. Hasil: Hasil penelitian didapatkan sebanyak 64 orang (4,3%) terdiagnosa suspek plasenta akreta. Terdapat hubungan yang bermakna antara usia, paritas, riwayat seksio sesarea, dan plasenta previa (p<0,05) dengan plasenta akreta. Didapatkan riwayat sectio cesarea ≥ 2 kali merupakan faktor dominan pada plasenta akreta (OR 6,038, 95% CI 2,145−16,995). Terdapat hubungan yang bermakna antara lama rawat >7 hari, butuh transfusi darah, dan histerektomi (p<0,05) dengan plasenta akreta. Kesimpulan: Riwayat sectio cesarea, plasenta previa, usia, dan paritas merupakan faktor risiko plasenta akreta dengan morbiditas berupa lama rawat >7 hari, butuh transfusi darah, dan histerektomi.