2019
DOI: 10.37108/tabuah.vi.219
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pola Perlawanan Kaum Adat Dan Ulama Di Kerinci Dalam Menghadapi Kolonialisme Belanda

Abstract: Masyarakat Kerinci sebelum kedatangan Belanda mempunyai dua pola kepmimpinan yaitu kaum adat dan ulama, mereka mempunyai peran signitifikan di tengah masyarakat Kerinci dalam menyusun serta menerapkan peraturan-peraturan yang ada. Kedatangan Kolonialisme ke Kerinci dianggap merusak struktur dan tatanan masyarakat, sehingga kaum adat dan ulama melakukan pergerakan anti penjajahan dengan berbagai bentuk dan pola perlawanan. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode kepustakaan (library research) deng… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2020
2020
2020
2020

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Jika melihat kondisi Kerinci pada masa itu, penulis berasumsi bahwa motivasi ulama Kerinci dalam mengeluarkan fatwa keharaman merokok atau tembakau lebih didasari oleh faktor agama karena sejak abad ke-17 wilayah Kerinci sudah dikenal sebagai daerah yang memiliki komunitas pusat pendidikan yang dibimbing oleh para ulama, seperti di daerah Pulau Tengah di mana masjid di sana menjadi poros utama dalam semua aktivitas. Dominasi agama dalam kehidupan masyarakat Kerinci juga terlihat ketika mereka melakukan perlawanan terhadap Belanda, yaitu menyerukan perlawanan dengan melancarkan perang jihad atau perang suci (Mirdad dan Nofrianti, 2019 (Ali, dkk, 2005).…”
Section: Fatwa Tentang Rokokunclassified
“…Jika melihat kondisi Kerinci pada masa itu, penulis berasumsi bahwa motivasi ulama Kerinci dalam mengeluarkan fatwa keharaman merokok atau tembakau lebih didasari oleh faktor agama karena sejak abad ke-17 wilayah Kerinci sudah dikenal sebagai daerah yang memiliki komunitas pusat pendidikan yang dibimbing oleh para ulama, seperti di daerah Pulau Tengah di mana masjid di sana menjadi poros utama dalam semua aktivitas. Dominasi agama dalam kehidupan masyarakat Kerinci juga terlihat ketika mereka melakukan perlawanan terhadap Belanda, yaitu menyerukan perlawanan dengan melancarkan perang jihad atau perang suci (Mirdad dan Nofrianti, 2019 (Ali, dkk, 2005).…”
Section: Fatwa Tentang Rokokunclassified