Preserving Gambang Semarang Music Through The Process of Enculturation in The Society

Raharjo, Eko; Soesanto, Soesanto; Rohidi, Tjetjep Rohendi; Utomo, Udi

doi:10.15294/harmonia.v21i1.27722

Cited by 3 publications

(5 citation statements)

References 24 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Triyanto melihat seni sebagai sebuah media yang strategis dalam melestarikan kearifan lokal. Melanjutkan tentang objek pembahasan yang sama, Raharjo et al (2021) menguraikan tentang pelestarian musik gambang Semarang melalui proses enkulturasi. Di dalam prosesnya, enkulturasi mencakup pemodelan, pengondisian, dan internalisasi.…”

Section: A Tulisan Yang Relevanunclassified

“…Selain itu, karakteristik budaya di keluarga dan lingkungan pergaulan juga ikut membentuk persepsi musikal mereka. Raharjo et al (2021) dan Yatman et al (2018) menyampaikan proses enkulturasi musik gambang Semarang dapat berlangsung melalui tiga pendekatan: 1) pemodelan (modeling); 2) pengondisian (conditioning); dan 3) internalisasi (internalization). Pemodelan adalah pemberian ilmu dengan cara memberikan contoh.…”

Section: B Enkulturasiunclassified

“…Dalam pandangan Koentjaraningrat (1987), sosialisasi berhubungan dengan proses awal belajar yang berlangsung dalam satu lingkungan tertentu, sedangkan enkulturasi berkenaan dengan proses penyesuaian dengan adat, norma, dan tatanan hidup tertentu. Raharjo et al (2021) melengkapi bahwa proses enkulturasi dapat dilakukan dengan pelaziman, pemodelan, dan internalisasi. Pelaziman merupakan proses pembiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang.…”

Section: Pewarisan Musikunclassified

See 2 more Smart Citations

Gitar Tunggal Lampung Pesisir: Sebuah Identitas Dan Lanskap Pendidikan Musik Informal Yang Berbasis Kelokalan

Riyan Hidayatullah

2024

View full text Add to dashboard Cite

Gitar tunggal Lampung terdiri atas dua gaya, yakni pesisir dan pepadun. Diantara kedua gaya tersebut, peneliti melihat fakta-fakta unik yang terjadi pada gitar tunggal bergaya pesisir. Terdapat praktik sosial dan transmisi musik yang menonjolkan gaya ‘lokal.’ Gitar tunggal Lampung pesisir sebagai sebuah kesenian memiliki dua dimensi. Pertama, dimensi di mana musik itu dianggap sebagai musik pop daerah Lampung yang menyebar melalui ruang budaya massa. Kedua, gitar tunggal befungsi sebagai identitas musik dawai masyarakat Lampung pesisir. Sebelum gitar tunggal bergaya pesisir muncul dan dikonsumsi oleh masyarakat Lampung, musik gambus tunggal lebih dulu populer. Gitar tunggal bergaya pesisir mulai dikenal setelah Hila Hambala—salah seorang tokoh musik dawai Lampung—mulai mengonstruksi musik tersebut. Hila Hambala terinspirasi dengan permainan musik batanghari sembilan dari Sumatera Selatan. Selain itu Hila berusaha menggabungkan teknik petikan gambus tunggal dengan pola permainan batanghari sembilan. Di dalam praktik sosial dan musikalnya, gitar tunggal Lampung pesisir juga ditularkan dengan proses transmisi musik secara informal. Masyarakat lokal umumnya mempelajari gitar tunggal di lingkungan keluarga, pertemanan, hingga masuk ke era digital. Hampir seluruh proses belajar itu terjadi secara mandiri melalui transkripsi musik yang menyesuaikan kondisi pemain. Meskipun proses belajar terjadi secara mandri dan informal, kenyataannya pola semacam itu efektif dan masih digunakan hingga saat ini. Praktik belajar musik itu juga dikenal dengan pola belajar improvisatoris, yakni sebuah pola pembelajaran yang menekankan pada otoritas pembelajar. Tidak ada kurikulum yang bersifat sistematis, karena proses belajar dilakukan secara mandiri dengan mengandalkan pemahaman dan kreativitas para pemain. Gitar tunggal Lampung Pesisir dalam buku ini diposisikan sebagai objek material sedangkan esensi penulisannya lebih menekankan pada aspek pendidikan informal yang berbasis kelokalan (Lampung). Selain itu, penulis juga berusaha menguraikan lanskap musik dalam sudut pandang sosio-kultural yang memiliki bentuk, fungsi, dan nilai. Dengan sudut pandang dan gaya pemaparan dalam buku ini, diharapkan penulis dapat memberikan referensi lain tentang praktik pendidikan musik di masyarakat. Selama ini, studi pendidikan musik lebih banyak berfokus pada wilayah formal, sedangkan ruang informal cenderung lepas dari perhatian. Padahal, praktik penularan musik secara informal jumlahnya lebih banyak terjadi di lingkungan sekitar. Dengan memotret praktik pembelajaran dan transmisi musik, penulis berharap dapat memberikan wacana diskusi baru tentang pendidikan musik di Indonesia.

show abstract

Section: A Tulisan Yang Relevanunclassified

Section: B Enkulturasiunclassified

Section: Pewarisan Musikunclassified

See 1 more Smart Citation

Gitar Tunggal Lampung Pesisir: Sebuah Identitas Dan Lanskap Pendidikan Musik Informal Yang Berbasis Kelokalan

Riyan Hidayatullah

2024

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Penelitian mengenai terapi musik pernah dilakukan oleh Raharjo dengan judul Musik Sebagai Media Terapi, yang menjelaskan bahwa tujuannya sebagai peningkatan daya konsentrasi anak, pengembalian individu yang lebih realitas, pelatihan persepsi, penimbulan harga diri, dan lain sebagainya pada anak Tunagrahita di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Semarang. Selain itu, penelitian relevan sebelumnya juga pernah dilakukan oleh Nurul mengenai pengaruh terapi menulis puisi terhadap harga diri siswa yang dilakukan melalui studi kuasi eksperimen terhadap siswa dengan harga diri rendah di smk farmasi mandala tiara bangsa (Kemala et al, 2015;Raharjo, 2007).…”

Section: Pembahasanunclassified

Optimalisasi Media Musikalistik Terapis Sebagai Penyembuhan Diri Pada Anak Keluarga Tak Utuh

Nindya Annisa Salzabila,

Sudaryanto

2022

Sehat Rakyat: Jurnal Kesehatan Masyarakat

View full text Add to dashboard Cite

A harmonious family greatly influences a child in carrying out his development both physically and psychologically. However, not all children are born and live in a complete family environment, many children also live and are born from broken homes. This of course has an impact on the lives of broken home children such as lack of affection, not being good at socializing, lack of a support system, and the possibility of experiencing problems in the academics they take. Therefore, a solution is needed for children by applying therapy using musicality media or media results from a combination of therapy by listening to music that forms a person's psyche accompanied by poetry writing activities. The purpose of this study is to explain the optimization of the therapist's musicality media as a self-healing solution for broken home children. This research method uses clinical language therapy with magical musik sung by Indonesian singers. To answer this problem, this study uses a qualitative approach by examining the tone content of Indonesian songs and examining the meaning of the songs. After that, clinical testing and interviews were conducted on children with intact families to include the resulting poems. The interview relates to (1) the use of media used to convey the hearts of children with incomplete families; and (2) the form of interaction produced by children in conveying their feelings in writing or verbally. The results showed that optimizing the use of the therapist's musicality media can be used as a self-healing therapist for children from broken homes because music therapists and writing poetry can influence children to express more emotions so that they can ease the psychological burden.

show abstract

“…Education serves as the enculturation medium carried out systemically within a family, school, and community. As the enculturation medium, every formal and non-formal educational institution is expected to inherit and instill the systems of knowledge, belief, ideas, and community cultural values where the education takes place (Raharjo et al, 2021).…”

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

Bia Music: Traditional Music Heritage and Preserving Tradition Across Generations

2022

View full text Add to dashboard Cite

This research aimed to see the phenomenon of the bia music of the Minahasa tribe that needed to be carefully observed in considering Bia Music then until now was shifting and changing due to the society’s lack of awareness towards Bia Music. This traditional music was very concerning due to the decreasing quantity and quality of the players. The objectives of this research were to analyze: (1) the traditional music heritage and preserving tradition across generations and (2) the educational process in traditional musical performances. The research applied a qualitative method with data collecting techniques by interview, observation, and literature review. Data validation technique based on credibility criteria, using data triangulation. Data analysis techniques consisted of collection, data presentation, data reduction, and data verification. The results of the study show that the younger generation realizes that bia music has become distinctive music that belongs to the community. This music has become part of the social life of the people in Batu village, North Minahasa, so that the educational process in society occurs naturally as a model of inheritance that occurs continuously in society.

show abstract

Preserving Gambang Semarang Music Through The Process of Enculturation in The Society

Cited by 3 publications

References 24 publications

Gitar Tunggal Lampung Pesisir: Sebuah Identitas Dan Lanskap Pendidikan Musik Informal Yang Berbasis Kelokalan

Gitar Tunggal Lampung Pesisir: Sebuah Identitas Dan Lanskap Pendidikan Musik Informal Yang Berbasis Kelokalan

Optimalisasi Media Musikalistik Terapis Sebagai Penyembuhan Diri Pada Anak Keluarga Tak Utuh

Bia Music: Traditional Music Heritage and Preserving Tradition Across Generations

Contact Info

Product

Resources

About