Pada masa pandemi covid 19, pembelajaran dengan sistem dalam jaringan untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Adanya degradasi karakter dan learning loss akibat terbatasnya aktivitas belajar dalam perkuliahan daring Proses pembelajaran khususnya pada jenjang pendidikan tinggi diharapkan mampu mengintegrasikan kearifan lokal. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kebutuhan model aligned and skilled learning pada program studi pendidikan guru sekolah dasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 131 mahasiswa dan 5 dosen. Teknik pengumpulan data dilaksanakan secara primer dengan angket yang diberikan kepada mahasiswa dan dosen serta secara sekunder dengan analisis dokumen perkuliahan. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan triangulasi yang didasarkan atas beberapa literatur relevan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran menggunakan mode blended learning dengan model dan metode yang beragam. Proses pembelajaran belum menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal sehingga diperlukan teknis belajar baru yang bersifat kontekstual, berbasis kearifan lokal, dan kekinian yakni model aligned and skilled learning. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan pemilihan proses pembelajaran, yaitu situasi peralihan pasca Covid-19, efesiensi ruang dan waktu, serta pemberian kesempatan mahasiswa untuk berkomunikasi dan berkolaborasi. Implikasi penelitian ini untuk memaksimalkan proses pembelajaran, mode blended learning diharapkan difasilitasi dengan media pembelajaran yang berbasis digital.