Penggunaan sosial media dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang cukup signifikan dan menjadikan banyaknya berita hoaks yang beredar. Hal tersebut menjadikan lembaga penyiaran radio berlomba untuk menyajikan pesan berupa iklan layanan masyarakat untuk mengimbau audiensnya agar lebih bijak dalam menggunakan sosial media. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa iklan layanan masyarakat bijak bermedia sosial di radio Kota Surakarta. Radio sebagai media audio nonvisual sebagai penyampai pesan dengan berpedoman pada teori milik Gorys Keraf. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data primer dalam penelitian ini, yaitu rekaman audio dan transkrip dari audio iklan layanan masyarakat di RRI Pro-2 FM dan Solo Radio dengan data berupa frasa, kalimat dan ungkapan yang terdapat dalam iklan layanan yang ditemukan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi teknik rekam, simak, catat, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah melalui pendekatan stilistika dilanjutkan dengan analisis interaktif milik Miles & Huberman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya bahasa iklan layanan masyarakat bijak bermedia sosial di radio Kota Surakarta berdasarkan pilihan kata ditemukan penggunaan kata formal, nonformal, dan juga kata percakapan. Gaya bahasa berdasarkan nada ditemukan penggunaan nada sederhana, menengah, serta mulia dan bertenaga. Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat ditemukan klimaks dan repetisi. Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna ditemukan penggunaan gaya bahasa retoris; eufemismus, asindeton, asonansi, dan pertanyaan retoris, serta gaya bahasa kiasan; sarkasme dan personifikasi. Hasil tersebut membuktikan bahwa gaya bahasa yang hadir dalam iklan layanan masyarakat bijak bersosial media di radio Kota Surakarta sangat bervariasi dengan penggunaan kata, nada, struktur kalimat, dan majas-majas, sehingga iklan yang disajikan lebih menarik meskipun hanya disajikan menggunakan audio nonvisual.