Project management and burnout: Implications of the Demand–Control–Support model on project-based work

System Dynamics Model and Simulation of Employee Work-Family Conflict in the Construction Industry

“…WFC acts as the connection mechanism between work-schedule demands and employee burnout [49], while organizational support and other support characteristics at work can ease the relationship between employee WFC and job burnout [15]. In addition, Pinto et al pointed out that high levels of work control and colleague support can mitigate the level of project staff burnout [50]. In the research conducted into the outcome variables of WFC in the field of construction engineering, Zhang et al found that construction employees’ work and life satisfaction will decrease with an increase in WFC.…”

Perspektif Burnout Pada Manajer Proyek Di Indonesia

“…Kajian ekonomi dari Eropa dan Amerika Serikat menyebutkan bahwa presenteeism (kehadiran non produktif) lebih umum terjadi daripada absenteeism (ketidakhadiran fisik) yang berarti bahwa keseluruhan biaya terkait presenteeism berkontribusi sebesar dua hingga empat kali lipat biaya absenteeism [1]. Masalahnya, stres tidak berhenti di situ saja, namun justru sering kali menjadi gejala awal timbulnya dampak lanjutan yaitu burnout [2]. Fenomena burnout telah berkembang, yang semula dianggap sebagai specific hazard pada pekerja di bidang pelayanan (human services), kini dalam konteks globalisasi ekonomi telah dianggap sebagai potensi risiko secara umum di tempat kerja (occupational hazard).…”

“…Diungkapkan oleh Pinto, et al [2] dari beberapa bukti empiris bahwa selama 40 tahun konsep burnout telah mendapat perhatian lebih terutama pada literature psikologi yang meneliti dari berbagai bidang profesi di antaranya pekerja sosial, pendidik, pekerja medis, polisi, pekerja perlindungan anak, pengacara, dan customer service. Dari beberapa penelitian tersebut, masih sangat terbatas yang menggali fenomena tersebut dalam lingkup manajemen proyek terutama di negara berkembang seperti Indonesia.…”

“…Sifat alamiah di mana selalu ada konflik dan stres dalam peran profesional manajer proyek dan anggota timnya telah menjadi bahasan dalam beberapa literature manajemen proyek. Dijelaskan pula dalam Pinto, et al [2] bahwa profesi manajer proyek dicirikan sebagai sebuah peran yang memiliki kegiatan beragam dengan keterbatasan sumber daya, berada di lingkungan yang cakupan tanggung jawabnya luas namun dengan otoritas yang terbatas. Berbeda dengan manajer operasi, seorang manajer proyek bertanggung jawab untuk menyelesaikan proyek dengan sedikit/tanpa kewenangan yang jelas dalam mengatur sumber daya yang dibutuhkan dari departemen fungsional [4].…”

“…Otonomi dapat membantu mengatasi tuntutan pekerjaan karena karyawan bisa memutuskan sendiri kapan dan bagaimana cara menyikapi tuntutan kerja mereka. Pinto, et al [2] meneliti burnout pada personil manajemen proyek dan mengungkapkan bahwa tingkat tuntutan kerja yang tinggi dalam lingkup proyek merupakan prediktor bagi burnout.…”