2017
DOI: 10.29100/jp2m.v2i1.216
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Proses Berpikir Lateral Siswa Dalam Memecahkan Masalah Berdasarkan Gaya Kognitif Dan Gender

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir lateral siswa dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif field independent-field dependent dan perbedaan gender. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kalidawir Tulungagung pada kelas XI IPA pada tahun 2014. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif eksploratif. Data pada penelitian meliputi: hasil GEFT, hasil TPMM 1 dan TPMM 2, hasil wawancara, dan catatan penting selama penelitian. Hasi… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
3
0
5

Year Published

2018
2018
2023
2023

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(8 citation statements)
references
References 0 publications
0
3
0
5
Order By: Relevance
“…Rismawati dan Hutagaol (2018) menyatakan bahwa pemahaman konsep merupakan kemampuan siswa yang terlihat dari penguasaan siswa tersebut terhadap sejumlah materi pelajaran, dimana siswa tidak hanya sekedar tahu atau mengingat sejumlah konsep yang telah dipelajari, tetapi juga mampu mengungkapkan kembali konsep itu dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interpretasi data, dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Dalam Muliawati (2016) Pemahaman konsep penting bagi siswa karena dengan memahami konsep yang benar maka siswa dapat menyerap, menguasai, dan menyimpan materi yang dipelajarinya dalam waktu yang lama.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Rismawati dan Hutagaol (2018) menyatakan bahwa pemahaman konsep merupakan kemampuan siswa yang terlihat dari penguasaan siswa tersebut terhadap sejumlah materi pelajaran, dimana siswa tidak hanya sekedar tahu atau mengingat sejumlah konsep yang telah dipelajari, tetapi juga mampu mengungkapkan kembali konsep itu dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interpretasi data, dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Dalam Muliawati (2016) Pemahaman konsep penting bagi siswa karena dengan memahami konsep yang benar maka siswa dapat menyerap, menguasai, dan menyimpan materi yang dipelajarinya dalam waktu yang lama.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Seorang pendidik memang harus mengetahui sudut pandang setiap siswanya dalam menangani masalah dalam matematika [3]. Dengan mengetahui siklus berpikir siswa, seorang pendidik dapat menganalisis dan menyelidiki dimana siswa mengalami kendala dalam menangani suatu permasalahan [4], sehingga ketika siswa mengalami kesulitan dapat dibantu oleh guru. Namun pada kenyataan di lapangan masih sangat kurang diperhatikan dalam pengerjaan soal berbasis masalah yang seharusnya guru memberikan cara yang mudah seperti cara cepat dalam pengerjaan soal tersebut yang artinya siswa jadi berfikir dengan cara yang berbeda seperti biasanya [5].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Matematika dan pemecahan masalah merupakan mata pelajaran yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini terjadi mengingat bahwa pemacahan masalah merupakan aktivitas yang signifikan dalam pembelajaran matematika [4]. Menurut Sihotang dalam Mirawati dkk [6] semakin mantap kemampuan matematis siswa maka semakin baik kemampuan pemecahan masalah dan koneksi siswa.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pemecahan masalah (Problem Solving) dan matematika merupakan dua komponen yang tidak terpisahkan. Hal tersebut terjadi karena pemecahan masalah (Problem Solving) merupakan aktivitas yang penting dalam pembelajaran matematika (Muliawati, 2016). Sejalan dengan National Council of Teaching Mathematiscs (2000) dan kurikulum 2013 yang menetapkan pemecahan masalah menjadi salah satu standar proses dan kompetensi yang harus dimiliki siswa.…”
Section: Unnes Journalsunclassified