Kabupaten Rejang Lebong di Provinsi Bengkulu, Indonesia, memiliki potensi besar dalam budidaya kopi dengan perkebunan kopi yang unik berkat jenis kopi dan metode bercocok tanam khasnya. Iklim dan geografi mendukung kesuksesan budidaya kopi, yang masih menggunakan teknik tradisional. Praktik budaya menanam kopi secara tradisional dihubungkan dengan kearifan lokal turun-temurun dan memiliki dampak signifikan terhadap etnobotani di perkebunan kopi. Penelitian etnobotani menjadi penting untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan petani, fokus pada pemahaman pemanfaatan tanaman di perkebunan kopi. Studi ini melibatkan 33 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat, termasuk dalam kegiatan seperti bahan makanan, kayu bakar, obat, bahan bangunan, ritual, pewarna, dan sebagai sumber pendapatan ekonomi serta penentuan batas lahan. Tumbuhan tertentu seperti Coffea canephora, Bambusoideae, Myristica fragrans, dan lainnya memiliki nilai indeks kepentingan budaya dan kultivar pemanfaatan yang tinggi. Pengembangan perkebunan kopi di Rejang Lebong dapat dimulai dengan sistem pertanian berkelanjutan, tumpang sari tanaman, penyuluhan pasca panen, dan penguatan kelompok tani untuk meningkatkan produksi dan pemasaran produk pertanian.