2021
DOI: 10.1177/2321023021999141
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Religious Subjectivities and Digital Collectivities on Social Networking Sites in India

Abstract: This article analyses how the infrastructural architecture of social networking sites (SNS) is conducive to the emergence of religious subjects and digital collectivities. I argue that SNS enable social connections, and subjectivities are created to reify discriminatory religious and political practices and discourses online. This study identifies and responds to three critical arguments about SNS and religious subjectivities. First, it challenges the liberal assumptions that advancement in SNS will lead to th… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 9 publications
(3 citation statements)
references
References 54 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Dalam konsep cyber religion, masing-masing individu secara bebas membuat ekspresi keagamaan secara online di internet tanpa dibatasi dengan prinsip sakralitas atau kebenaran a gama (Larsen, 2004). Maka yang terjadi kemudian sakralitas agama tidak memiliki batas yang jelas sebab nilainya melebur menjadi praktik budaya yang bersifat subjektif (Bhatia, 2021;Xu & Campbell, 2018).…”
Section: Hasil Dan Pembahasan Gambar 3 1 'Meme Shalat Jumat Berbagai ...unclassified
“…Dalam konsep cyber religion, masing-masing individu secara bebas membuat ekspresi keagamaan secara online di internet tanpa dibatasi dengan prinsip sakralitas atau kebenaran a gama (Larsen, 2004). Maka yang terjadi kemudian sakralitas agama tidak memiliki batas yang jelas sebab nilainya melebur menjadi praktik budaya yang bersifat subjektif (Bhatia, 2021;Xu & Campbell, 2018).…”
Section: Hasil Dan Pembahasan Gambar 3 1 'Meme Shalat Jumat Berbagai ...unclassified
“…Setiap orang kemudian secara bebas membuat ekspresi keagamaan secara online di internet tanpa dibatasi dengan prinsip sakralitas atau kebenaran agama (Larsen, 2004). Lebih jauh lagi, kesucian nilai agama menjadi tidak memiliki batas yang jelas sebab nilainya melebur menjadi praktik budaya yang bersifat subjektif (Bhatia, 2021;Xu & Campbell, 2018). Makna konotasi dalam meme tersebut bahwa salat Jumat yang dihadiri oleh Prabowo Subianto merupakan bentuk politiasi agama.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Lebih jauh lagi, kesucian nilai agama menjadi tidak memiliki batas yang jelas sebab nilainya melebur menjadi praktik budaya yang bersifat subjektif (Bhatia, 2021;Xu & Campbell, 2018) Makna konotasi dalam meme tersebut bahwa shalat Jum'at yang dihadiri oleh Prabowo Subianto merupakan bentuk politiasi agama. Sebab, seharusnya agama tidak boleh masuk pada wilayah politik dengan cara-cara yang tidak baik dengan kata lain politisasi agama harus dicegah (Abdillah, 2018;Al Qurtuby, 2018).…”
Section: Hasilunclassified