Religiusitas dan Penerimaan Diri Pada Penderita Diabetes Melitus

Badaria, Hesti; Astuti, Yulianti Dwi

doi:10.20885/psikologika.vol9.iss17.art2

Cited by 4 publications

(6 citation statements)

References 2 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…YM memaknai bahwa semua yang diinginkan belum tentu baik untuknya, perlu Tuhan untuk memberikan arahan. Religiusitas berpengaruh atas penerimaan diri individu (Badaria & Astuti, 2004).…”

Section: I S K U S Iunclassified

Psychological Well Being Dewasa Awal yang Mengalami Riwayat Perceraian Orang Tua di Masa Remaja

Kirana

Suprapti

2021

BRPKM

View full text Add to dashboard Cite

Perceraian orang tua di masa remaja berdampak terhadap proses perkembangannya menuju masa dewasa awal yang memberikan gambaran terkait psychological well-being. Penelitian ini menggali dan menguraikan gambaran beserta faktor tersebut menggunakan multidimensional teori dari Ryff. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang melibatkan dua orang partisipan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tematik. Hasil penelitian menggambarkan kehidupan dinamis partisipan dalam mencapai kondisi psychological well being yang positif. Kedua partisipan merasakan emosi negatif saat perceraian orang tuanya yang menyebabkan mereka menghilangkan rasa sakit dengan mengejar kebahagiaan hedonic hingga akhirnya menerima, memaknai dan memaksimalkan potensinya dalam menjalani kehidupan yang mengarah ke pandangan eudaimonic. Partisipan mampu mencapai kondisi psychological well being yang positif meskipun dimensi otonomi, penguasaan lingkungan, dan tujuan hidup terlihat kurang positif pada partisipan YM. Faktor yang dapat meningkatkan psychological well being adalah dukungan sosial, evaluasi terhadap pengalaman hidup dan locus of control.

show abstract

“…YM memaknai bahwa semua yang diinginkan belum tentu baik untuknya, perlu Tuhan untuk memberikan arahan. Religiusitas berpengaruh atas penerimaan diri individu (Badaria & Astuti, 2004).…”

Section: I S K U S Iunclassified

Psychological Well Being Dewasa Awal yang Mengalami Riwayat Perceraian Orang Tua di Masa Remaja

Kirana

Suprapti

2021

BRPKM

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…In addition to aqidah scale that are less valid, the characteristics of the sample used in this study may also affect the relationship between aqidah and self-acceptance. Several studies that proved religiosity is significantly correlated with self-acceptance contained sample characteristics that have certain obstacles, for example a blind person [18], diabetics [28], ischemic stroke sufferers [29] and parents who have children with autism [17]. In contrast to them, some research showed that there is no significant relationship between religiosity and selfacceptance.…”

Section: Table 5 Hypothesis Testmentioning

confidence: 99%

Self-Acceptance from Aqidah and Gender Perspectives

Ilma¹,

Muslimin²

2020

Annual International Conference on Social Sciences and Humanities (AICOSH 2020)

View full text Add to dashboard Cite

This research seeks to determine the relationships between aqidah and self-acceptance, as well as the gender differences in self-acceptance. This research is a quantitative study, using quota sampling as a sampling technique. This study involved 215 students that were spreading in several universities in Special Region of Yogyakarta. The instrument used in this research was a modification of the Unconditional Self-acceptance Questionnaire (USAQ) which had an alpha coefficient of 0,841 and Aqidah Scale which had an alpha coefficient of 0,893. The first hypothesis for the relationship between aqidah and selfacceptance was analyzed by non-parametric spearman rho that showed insignificant result. This means there is no significant relationship between aqidah and self-acceptance. The second hypothesis for the comparison of self-acceptance between men and women that analyzed by independent sample t-test showed significant differences, which is men had higher self-acceptance than women.

show abstract

“…Sejalan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya bahwa seseorang dengan tingkat penerimaan diri yang rendah memiliki tingkat kecemasan dan depresi lebih tinggi yang berkaitan dengan kesehatan fisiknya (Chamberlain & Haaga, 2001;Flett, Besser, Davis, & Hewitt, 2003;Macinnes, 2006). Badaria (2004) dalam penelitiannya mengenai diabetes menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dan penerimaan diri. Dijelaskan bahwa penerimaan diri yang terjadi pada penyandang diabetes dipengaruhi dari tingkat religiusitas mereka (Badaria, 2004;Wardhani, 2007).…”

unclassified

“…Badaria (2004) dalam penelitiannya mengenai diabetes menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dan penerimaan diri. Dijelaskan bahwa penerimaan diri yang terjadi pada penyandang diabetes dipengaruhi dari tingkat religiusitas mereka (Badaria, 2004;Wardhani, 2007). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerimaan diri yang baik memberikan efek positif pada kesejahteraan psikologis seseorang.…”

unclassified

“…Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penyandang diabetes mellitus rentan mengalami kecemasan memerlukan aspek-aspek psikologis yang dapat membantu penyandang diabetes agar memiliki kesejahteraan psikologis yang lebih baik dan dapat mengurangi kecemasan (Collins et al, 2008, Fisher et al, 2008Khuwaja et al, 2010;Roupa et al, 2009). Aspek religiusitas berperan sebagai dukungan spiritual dan mampu mengurangi beban psikologis (Pfeifer & Waelty, 1999) sehingga dapat meningkatkan penerimaan diri (Badaria, 2004;Macinnes, 2006) serta menurunkan kecemasan bagi penyandangnya (Morse et al, 2009). Menurut Pargament (1997)…”

unclassified

See 1 more Smart Citation