The eruption of Mount Sinabung in 2010 caused bursts of volcanic ash particles into the atmosphere layer to impact the weather. This is because volcanic ash is hydrocopic which can cause condensation process and block the process of solar radiation earth surface. Precivitable Water vapor (PWV) as one of the parameters of the atmosphere that can be used as information to determine the weather conditions in an area. Utilization of data Sumatran GPS Array (SUGAR) and data satellite Terra sensors MODIS (Moderate Resolution Imaging Spektroradiometer) can be used to find out PWV through GPS inversion method by utilizing estimated estimation of slowing and rotating GPS signals overlaid with troposphere. While the transmittance method is performed by comparing the surface reflectance between the channel absorption and the channel non absorption contained in the sensor MODIS. The results showed that spatial variation of PWV distribution pattern showed wetness pattern during eruption. This was indicated by some areas that have PWV distribution pattern almost in each region and PWV verification result from GPS showed ± 47.65 mm-66.81 mm, while PWV value from MODIS ranges from ± 13.02 mm -80.05 mm. Based on the results of PWV-GPS correlation test from June to October of 2010 has a correlation coefficient of 0.0173 to PWV from MODIS and explains the positive relationship between PWV of GPS with PWV value from MODIS, but correlation value of the variable variables including low category because of location points Station SUGAR are spread unevenly and are more likely to spread along the western coast of Sumatra, which borders the Indian Ocean.Keywords: Mount Sinabung, Precipitable Water Vapor, SUGAR, MODIS.
PendahuluanAtmosfer adalah suatu lapisan udara yang mengelilingi bumi. 75% dari massa atmosfer yang terdapat awan, hujan dan konversi udara. Lapisan ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan semesta, seperti meredam panas matahari, merambatkan gelombang -gelombang suara, menimbulkan gejala senja, dan memegang peranan yang sangat penting dalam perubahan cuaca [16].Gejala fisis atmosfer yang terjadi akibat letusan gunung merapi yang mengeluarkan awan panas dalam bentuk abu vulkanik yang menyembur ke lapisan atmosfer bumi dapat menyebabkan dampak yang cukup signifikan. Partikel debu vulkanik yang dikeluarkan dalam lapisan troposfer bumi akan menghalangi proses radiasi matahari dan tidak dapat masuk kepermukaan bumi sehingga menyebabkan suhu di daerah tersebut rendah (menurun), lebih dari itu partikel debu vulkanik tersebut bersifat higroskopis, yakni dapat mengikat uap air, sehingga dapat memicu proses terjadinya kondensasi dan terbentuklah awan dengan (kelembaban) tinggi. Hal ini tente saja akan mempengaruhi pola sistem cuaca, karena radiasi matahari merupakan salah satu unsur utama dari unsur-unsur yang mempengaruhi cuaca.Pada peristiwa letusan gunung berapi ratusan ton sulfur yang menyembur ke atmosfer dengan kecepatan vertical tertentu sehingga dapat menembus ke lapisan tropofer dan lapisan stratosfer ya...