REPRESENTAMEN CINTA DALAM KISAH NABI SULAIMAN DAN RATU SABA’ SURAT AN-NAML (Studi Analisis Semiotika dan Komunikasi Interpersonal)

Mushodiq, Muhamad Agus

doi:10.15575/al-tsaqafa.v15i2.3826

Cited by 3 publications

(3 citation statements)

References 0 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Dengan diberikan mukjizat berupa penglihatan yang tajam sehingga dapat menyibak kegelapan di bumi untuk mencari sumber air. Sebagai bentuk mukjizat dari Allah SWT, Burung Hud-Hud juga diberi nalar, kecerdasan, iman, serta piawai dalam menyampaikan berita [9]. Kisah Burung Hud-Hud yang memiliki kecerdasan dan kecemerlangan berfikir di manfaatkan untuk mengambil kesempatan untuk mencari berita dan kabar suatu kaum karena berkeinginan untuk menyampaikan risalah Islam kepada mereka, mengajak mereka untuk mentauhidkan Allah diserta dengan tindakan yang bijak, presentasi yang gemilang serta keberanian dalam mengemukakan alasan.…”

Section: Perilaku Burung Hud-hud (Upupa Epops) Dalam Perspektif Islamunclassified

Perilaku Burung Hud-hud (Upupa epops) dalam Perspektif Islam dan Sains

RIYANTI

2023

Preprint

View full text Add to dashboard Cite

Burung Hud-Hud (Upupa epops) merupakan salah satu jenis burung yang tersebar di wilayah Indonesia khususnya di hutan-hutan sumatera dan kalimantan. Burung Hud-Hud ini dikenal sebagai burung yang memiliki penampilan unik dengan warna bulu yang mencolok, paruh yang tipis dan mahkota yang ada di atas kepala. Dalam pandangan islam, Burung Hud-Hud merupakan burung pembawa berita yang disebut oleh Allah SWT dalam QS. Al-Naml /27:20-22. Selain itu, Burung Hud-Hud adalah salah satu hewan yang berjasa dalam membantu Nabi Sulaiman. Adapun dukungan hadis yang membahas tentang Burung Hud-Hud yaitu HR. Ibnu Katsir dan HR. Ibnu Abbas yang menjelaskan tentang kecerdikan dan kejujuran yang dimiliki oleh Burung Hud-Hud. Sedangkan dalam pandangan sains, Burung Hud-Hud memiliki kemampuan untuk membuat sarangnya dengan mencari lubang pada batang pohon. Selain itu, Burung hud-hud mampu menjaga dirinya sendiri dari predator dengan cara mengeluarkan bau busuk, menggunakan paruh dan sayapnya, bahkan hud-hud mengeluarkan suara mendesis sehingga membuat predator merasa terancam.

show abstract

Section: Perilaku Burung Hud-hud (Upupa Epops) Dalam Perspektif Islamunclassified

Perilaku Burung Hud-hud (Upupa epops) dalam Perspektif Islam dan Sains

RIYANTI

2023

Preprint

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Habil persembahannya diterima karena memberikan yang terbaik dan dengan cara terbaik (menggunakan rempah-rempah pewangi). Ratu Saba selain memberikan upeti berupa perhiasan yang sangat indah juga menghadiahi Nabi Sulaiman dengan rempahrempah yang sangat banyak (Fathurrosyid, 2016;Mushodiq, 2018). Nabi Isa ketika lahir disambut dengan wewangian dari kapur barus.…”

Section: Bab 1 Rempah: Penggerak Peradabanunclassified

Rempah Perjalanan Penyintas Peradaban

Mohammad Fathi Royyani,

Asep Hidayat,

Oscar Efendy

et al. 2023

View full text Add to dashboard Cite

Rempah adalah jenis-jenis tumbuhan yang memiliki sejarah panjang dalam pemanfaatan. Dari zaman purba sampai dengan sekarang ini. Rempah adalah penyintas peradaban terhebat. Tiap era, manusia selalu memanfaatkan rempah untuk berbagai keperluan. Dari zaman dahulu, orang-orang dari belahan lain sengaja datang untuk mencari rempah. Mereka membutuhkan berbagai jenis rempah untuk mengharumkan ruangan, mengawetkan mayat, mengobati penyakit, dan sebagai bumbu makanan. Jalur laut dan jalur darat yang ditempuh oleh orang dari belahan dunia lain, karena dilakukan secara turun-temurun meninggalkan jejak-jejak yang dapat dibaca dan dipahami. Jalur tersebut, berdasarkan jejak-nya dikenal sebagai Jalur Rempah, yakni satu rute perjalanan manusia melintasi belahan dunia lain untuk mendapatkan rempah dan mendistribusikan-nya.

show abstract

“…Mendapat kabar dari Ratu Bilqis, Nabi Sulaiman menolak hadiah tersebut, sehingga Bilqis memutuskan untuk menemui Nabi Sulaiman. Akhir dari kisah ini, Ratu Bilqis beriman dan menikah dengan Nabi Sulaiman (Mushodiq, 2018).…”

Section: Istri 'Imranunclassified

Kajian Semiotika Roland Barthes terhadap Simbol Perempuan dalam Al-Qur’an

Mulyaden

2021

hanifiya

View full text Add to dashboard Cite

This article aims to examine the symbol of women in the Qur'an. Because women have always been discriminated against and have not received equality, to find answers from the Qur'an, the author looks for it with the semiotic approach of Roland Barthes, who holds that everything can be approached in two stages; namely the first stage is called the linguistic system and the second stage is called the mythical system (myth). In Barthes's view, Myth is assumed to be a signifying system built on three things: the signifier, the signified, and the sign. Based on Barthes' theoretical approach to the symbols of zauj, imra’ah, and women as queens, women and men have similarities and differences. In one case, they are the same, but in another, they are different. They have similarities in origin, namely both from land, similarity in status as humans, equality in terms of responsibilities, job eligibility, and the like. But in terms of duties and obligations, in terms of physical, mental both have differences.

show abstract

REPRESENTAMEN CINTA DALAM KISAH NABI SULAIMAN DAN RATU SABA’ SURAT AN-NAML (Studi Analisis Semiotika dan Komunikasi Interpersonal)

Cited by 3 publications

References 0 publications

Perilaku Burung Hud-hud (Upupa epops) dalam Perspektif Islam dan Sains

Perilaku Burung Hud-hud (Upupa epops) dalam Perspektif Islam dan Sains

Rempah Perjalanan Penyintas Peradaban

Kajian Semiotika Roland Barthes terhadap Simbol Perempuan dalam Al-Qur’an

Contact Info

Product

Resources

About