Penelitian ini bertujuan menelisik persamaan dan perbedaan penggambaran tokoh-tokoh perempuan yang menikah di usia muda pada tiga karya sastra yang berlatar tempat di Indonesia, Afghanistan, dan Bangladesh, yaitu "Inem" karya Pramoedya Ananta Toer, novel A Thousand Splendid Suns oleh Khaled Hosseini, dan cerpen Razia Sultana Khan "Seduction". Masalah penelitian adalah bagaimana dan mengapa pernikahan di bawah umur dilaksanakan seperti tercermin dalam ketiga teks yang diteliti. Metode content analysis digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan feminisme, multikulturalisme, dan poskolonialisme. Terdapat tiga temuan, yaitu, perekonomian keluarga menjadi pertimbangan perkawinan anak dan dianggap kewajaran pada tradisi dan waktu tertentu; pengantin-pengantin bocah menjadi korban demi menjaga kehormatan keluarga, dan terjadi normalisasi kekerasan ketika pengantin-pengantin belia yang dikorbankan itu dianggap sebagai kelumrahan saja. Kata-kata kunci: kemiskinan, kehormatan, kekerasan