<p><em>Shorea balangeran </em>Burck termasuk jenis pohon komersial terancam punah di habitat alaminya. Dalam rangka mendukung upaya konservasi, telah dilakukan penelitian yang bertujuan mengetahui kondisi tempat tumbuh, keanekaragamn morfologi dan hubungannya kandungan senyawa fitokimia pada pepagan, ranting, dan daun. Penelitian dilakukan di kawasan hutan Pulau Bangka Belitung. Lokasi penelitian dilaksanakan di Hutan Konservasi (HK) Air Limau, Bangka pada bulan Juni 2014. Penelitian di Pulau Belitung dilaksanakan di Hutan Lindung Pantai (HLP) Senusur Sembulu dan Hutan Lindung Gunung (HLG) Bantan pada bulan Oktober 2014. Metode yang dilakukan dengan membuat sepuluh plot pengamatan berbentuk lingkaran dengan radius 7,32 m pada setiap lokasi, dan <em>S. balangeran </em>sebagai titik tengahnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa <em>S</em><em>. balangeran </em>tumbuh mengelompok dan mendominasi di ketiga lokasi penelitian. Jenis ini tumbuh pada daerah dataran rendah lahan kering hingga lahan basah, pada ketinggian 5 – 55 m dari permukaan laut. Hasil analisis fitokimia pepagan, daun, ranting <em>S. balangeran </em>secara umum mengandung senyawa alkaloid, saponin, tannin, fenolik, flavonoid, triterfenoid dan glikosida. Pepagan, ranting dan daun individu <em>S. balangeran </em>berdiameter batang 20 cm asal sampel HK Air Limau memiliki senyawa fitokimia lebih lengkap, yaitu terdapat steroid. Ukuran diameter batang dan tempat tumbuh <em>S. balangeran </em>dapat sebagai parameter untuk menduga potensi kandungan senyawa fitokimia pada pepagan, ranting, serta daun. <em></em></p>