Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan menggunakan Metode Topsis dan SAW

Abstract

Pemilihan jurusan yang tepat di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sangat penting karena akan mempengaruhi karir dan masa depan siswa. Pemilihan jurusan di SMK Negeri 1 Tapalang Barat masih dilakukan manual oleh pihak sekolah sehingga belum efektif dan efisien. Hal ini disebabkan beberapa faktor seperti subjektifitas guru, kesalahan perhitungan nilai, dan waktu yang lebih untuk memproses jurusan yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk membuat Sistem Pendukung Keputusan menggunakan metode SAW dan Topsis dalam memilih jurusan. Metode SAW digunakan untuk penentuan bobot setiap kriteria yang dianggap penting dan menjumlahan bobot pada setiap kriteria untuk mendapatkan total skor alternatif, kemudian metode Topsis memilih alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada. Terdapat 4 jurusan pada penelitian ini yaitu Teknik Komputer dan Jaringan, Teknik Audio Vidio, Teknik Sepeda Motor dan Multimedia. Kriteria yang digunakan pada pemilihan jurusan yaitu tes tertulis, wawancara, dan nilai ujian sekolah. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian blackbox dengan hasil sistem yaitu berjalan sesuai fungsinya, selanjutnya hasil pengujian akurasi dengan menggunakan 40 data uji yaitu 97,5%, dan pengujian UAT menggunakan 13 responden dengan hasil sangat bagus yaitu 89,84%. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa sistem ini dapat diimplementasikan dan mampu mengatasi permasalahan dalam pemilihan jurusan di SMK Negeri 1 Tapalang Barat.

Sistem Pemilihan Penerima Sembako Menggunakan Metode SAW-Topsis di Desa Bonde

“…Penelitian lain dilakukan oleh I Putu Eka Sudarsana dan Ni Wayan Noviana [3] yang melakukan analisis metode hybrid saw-topsis dalam sistem Pendukung keputusan kelayakan penerimaan kredit dengan hasil gabungan kedua metode ini lebih baik dibanding hanya menggunakan SAW atau Topsis saja. Penelitian oleh Nurhikma Arifin, et.all [4] untuk memberikan rekomendasi Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan menggunakan Metode Topsis dan SAW dengan hasil akurasi 97,5%. Hasilnya menunjukkan bahwa penggabungan kedua metode ini cukup efisien dan menggunakan persamaan yang lebih sederhana dalam menentukan alternatif yang tepat.…”