ABSTRAK
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang sering dialami oleh anak di dunia. Kejadian stunting menandai bahwa anak tersebut tidak cukup gizi. Ketidakcukupan gizi merupakan salah satu faktor penyebab stunting yang juga dapat dipengaruhi oleh status sosial ekonomi keluarga. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan status ekonomi keluarga dan kecukupan gizi dengan stunting pada anak usia 6-24 bulan di Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional kepada 160 ibu dan anak usia 6-24 bulan yang dipilih menggunakan consecutive sampling di wilayah kerja Puskesmas Tanah Kalikedinding, Putat Jaya, Bangkingan, dan Sememi. Variabel penelitian adalah asupan gizi anak menggunakan recall, pendapatan keluarga dengan kuesioner, serta status gizi yang dikumpulkan dengan pengukuran tinggi badan menggunakan length board atau microtoise. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi square. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga memiliki pendapatan dibawah UMK kota Surabaya (78,8%). Kecukupan energi pada anak usia 6-24 bulan (50,6%) dan karbohidrat (57,5%) berada pada kategori defisit, kecukupan protein (75,6%) dan lemak (40%) terbanyak berada pada kategori lebih, dan kecukupan zat gizi mikro Fe kurang (51,3%) serta zink (78,1%) dan kalsium (65,6%) dalam kategori cukup. Hasil uji chi square menunjukkan hubungan signifikan antara kecukupan zat besi (p value = 0,021) dan kalsium (p value = 0,000) terhadap kejadian stunting anak usia 6-24 bulan. Kesimpulannya adalah status ekonomi keluarga anak tergolong rendah serta terdapat hubungan antara tingkat kecukupan zat besi dan kalsium pada anak 6-24 bulan di Surabaya dengan kejadian stunting.
Kata kunci— stunting, kecukupan gizi, pendapatan keluarga