Diabetes Mellitus tipe II merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Penderita Diabetes Mellitus harus mengontrol kadar gula darah mereka dan melakukan diet medis ketat khususnya asupan gula tubuh. Stevia rebaudiana (famili Asteraceae) yang dikenal sebagai stevia mengandung campuran kompleks glikosida diterpen berupa konstituen manis stevioside dan rebaudioside A. Penggunaan stevia kerap digunakan sebagai agen diet dan pengganti pemanis selain gula. Suplemen nondiabetik dari stevia dibuat dengan cara mengekstrak daun stevia dengan sistem emulsi kemudian dilakukan proses mikroenkapsulasi dengan metode spray drying. Review artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai stevia yang berpotensi sebagai alternatif suplemen bagi penderita diabetes mellitus tipe II. Metode yang digunakan berupa studi literatur dengan menggunakan dua sumber data melalui PubMed dan Google Scholar. Pustaka yang digunakan adalah artikel dan jurnal nasional maupun internasional relevan. Hasil review menunjukan bahwa mengkonsumsi asupan pemanis stevia tidak mempengaruhi kadar glukosa darah. Tidak seperti pemanis sintetis yang rendah kalori, stevia cukup aman dan bebas kalori. Asupan harian 2 mg/kg/bb stevia dilaporkan aman, terutama pada pasien diabetes. Terdapat stimulasi sekresi insulin dari sel β pulau langerhans dan sel INS-1 oleh aksi langsung stevioside dan steviol dari stevia. Efek antihiperglikemik stevioside disebabkan oleh peningkatan sekresi insulin dan induksi gen patogen glikolitik. Asupan stevia dalam bentuk sediaan mikroenkapsulasi menurunkan kadar glukosa darah dengan dosis efektif 100 mg/kgBB atau setara dengan 1120 mg/70 kg berat badan manusia. Stevia dapat digunakan sebagai agen diet dan bermanfaat untuk menunjang terapi bagi penderita diabetes mellitus tipe II.