Penelitian stigma sosial terhadap penyintas Covid-19 di Kabupaten Klaten bertujuan untuk mengkaji perkembangan stigma dan dampak stigma sosial yang dialami oleh penyintas Covid-19. Dengan pendekatan studi kasus dan metode kualitatif, data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan melibatkan 20 informan yang dipilih secara purposive sampling. Teori stigma Erving Goffman digunakan sebagai pisau analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para penyintas Covid-19 dan keluarganya mengalami variasi bentuk stigma sosial. Pertama, setelah dinyatakan positif covid-19, mereka dilabeli sebagai penyebar dan penular virus Covid-19. Kedua, muncul massive stereotype yang menghakimi mereka sebagai individu berbahaya, menakutkan, dan terus menularkan virus. Ketiga, mereka telah dikucilkan secara terencana dan terpisahkan dalam interaksi sosial. Keempat, berkembang juga tindakan diskriminatif dalam kegiatan sosial dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Kelima, stigma sosial telah menjadi penyebab utama para penyintas Covid-19 telah mengidap stress, cemas, khawatir, sakit hati, emosi tinggi, dan trauma. Tindakan stigma sosial kepada penyintas Covid-19 dan dampaknya perlu segera dihentikan agar masyarakat bangkit menjalani kehidupan keluarga yang harmonis dan interaksi sosial yang normal.