Latar belakang: Pariwisata saat ini ditujukan untuk pembangunan wisata yang berkelanjutan. Kebijakan pembangunan pariwisata berkelanjutan berfokus pada penggunaan sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk jangka waktu panjang.
Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi sustainable livelihood pada Kampung Wisata Heritage Kajoetangan dan Kampung Wisata Ornament Tjelaket Kota Malang.
Metode penelitian: Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif dengan pendekatan kuantitatif, yang bersifat membandingkan dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu.
Hasil penelitian: Tingkat penghidupan menjadi 3 kategori yakni rendah, sedang dan tinggi. Tingkat penghidupan masyarakat Kampung Heritage Kajoetangan tergolong dalam kategori sedang atau belum berkelanjutan. Tingkat penghidupan masyarakat Kampung Ornament Tjelaket tergolong dalam kategori sedang atau belum berkelanjutan (skor 2,00). Masyarakat Kampung Heritage Kajoetangan dominan menggunakan modal alam,modal fisik dan modal sosial. Modal alam yang dimanfaatkan Kampung Heritage Kajoetangan seperti pemanfaatan lahan, asal air bersih dan akses air bersih. Berdasarkan tahun 2018-2019 masyarakat Kampung Heritage Kajoetangan telah memaksimalkan pemanfaatan lahannya/lokasi tempat tinggal mereka dengan cara memanfaatkan potensi wisata.
Kesimpulan: Kondisi aset penghidupan kedua kampung tersebut tergolong dalam kategori sedang atau belum berkelanjutan. Kampung Heritage Kajoetangan memiliki skor 2,11 (belum berkelanjutan), hal ini dipengaruhi oleh nilai pemanfaatan modal manusia dan modal social yang memiliki nilai rata-rata sedang (belum berkelanjutan) dan modal ekonomi yang tergolong rendah (tidak berkelanjutan). Modal manusia memiliki skor 2,04 (belum berkelanjutan), karena rendahnya persentase tingkat pendidikan dan pekerjaan masyarakat Heritage Kajoetangan. Rendahnya pendidikan masyarakat Heritage Kajoetangan ini sangat berpengaruh terhadap rendahnya pendapatan seseorang karena tingkat pendidikan yang rendah mengakibatkan seseorang cenderung memiliki wawasan, keterampilan dan pengetahuan yang kurang memadai untuk kehidupannya, karena sejatinya pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap orang, bila kebutuhan pokok seseorang tidak dapat terpenuhi, maka hal itulah yang menjadi salah satu penyebab kemiskinan.