2018
DOI: 10.22146/jkn.35367
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Studi Komparasi Praktik Perladangan Berpindah Dan Pertanian Menetap Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Masyarakat (Studi Pada Usahatani Kentang di Kabupaten Pegunungan Arfak)

Abstract: This study examines the shifting cultivation farming and settled farming by Arfak farmers, and their implications on the community food security.  The research is conducted in Minyememut and Arion Villages at Hink District, and Suteibey and Igymbai Villages at Anggi District of Arfak Mountains Regency of West Papua Province.  The objective of the study is to compare potato farming, productivity and farmer income from potato farming.  The research uses analytical descriptive method, and in-depth interviews tech… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
7
0
3

Year Published

2019
2019
2024
2024

Publication Types

Select...
5
2

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 9 publications
(10 citation statements)
references
References 0 publications
0
7
0
3
Order By: Relevance
“…Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seorang petani Arfak,ataupun semakin bertambah usia seorang petani, maka ada kecenderungan memilih bentuk pengelolaan tertentu karena pemilihan bentuk pengelolaan lebih disebabkan karena budidaya kelapa sawit adalah suatu inovasi yang asing bagi petani Arfak, dimana sistem budidayanya sangat berbeda dengan kebiasaan mereka dalam bercocok tanam yang masih menganut sistem ladang berpindah (U. Yuminarti et al, 2018;Yuminarti et al, 2018 Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 3 bentuk pengelolaan yang dilakukan ketika tanaman berusia kurang dari 10 tahun, menjadi 2 bentuk pengelolaan, artinya tidak ada satupun petani memilih untuk menyewa tenaga kerja untuk mengerjakan kebun kelapa sawitnya. Tabel 5 juga menunjukkan bahwa hanya petani yang berusia lanjut (10% dari total petani berusia lanjut) yang memilih untuk membiarkan kebun kelapa sawitnya tidak dikelola, sementara sebagian besar petani yang berdasa pada kategori usia yang sama memilih untuk mengontrakkan kebun kelapa sawitnya.…”
Section: Uji Lanjutanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seorang petani Arfak,ataupun semakin bertambah usia seorang petani, maka ada kecenderungan memilih bentuk pengelolaan tertentu karena pemilihan bentuk pengelolaan lebih disebabkan karena budidaya kelapa sawit adalah suatu inovasi yang asing bagi petani Arfak, dimana sistem budidayanya sangat berbeda dengan kebiasaan mereka dalam bercocok tanam yang masih menganut sistem ladang berpindah (U. Yuminarti et al, 2018;Yuminarti et al, 2018 Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 3 bentuk pengelolaan yang dilakukan ketika tanaman berusia kurang dari 10 tahun, menjadi 2 bentuk pengelolaan, artinya tidak ada satupun petani memilih untuk menyewa tenaga kerja untuk mengerjakan kebun kelapa sawitnya. Tabel 5 juga menunjukkan bahwa hanya petani yang berusia lanjut (10% dari total petani berusia lanjut) yang memilih untuk membiarkan kebun kelapa sawitnya tidak dikelola, sementara sebagian besar petani yang berdasa pada kategori usia yang sama memilih untuk mengontrakkan kebun kelapa sawitnya.…”
Section: Uji Lanjutanunclassified
“…Perkebunan kelapa sawit sebagai salah satu bentuk pertanian komersial merupakan suatu hal yang baru bagi petani Arfak yang masih tradisional dan hingga kini masih melakukan teknik ladang berpindah dengan komoditi lokal seperti ubi jalar,Matualage (2011), U.Yuminarti, Darwanto, Jamhari, and Subejo (2018) dan Yuminarti, Darwanto, Jamhari, and Subejo (2018). Sebagai salah satu komoditi dalam pertanian komersial, usaha perkebunan kelapa sawit tidak bisa lepas dari masalah komunikasi, Subejo et al (2018) dan Christian and Subejo (2018).…”
unclassified
“…Fourth, obey the proper procedure for agricultural land (Dresta village). (Yuminarti et al, 2018). Based on Figure 1, seven hypotheses can be formulated:…”
Section: Literature Reviewmentioning
confidence: 99%
“…The shifting cultivation system originated in the Neolithic period around 7000 BC. The shifting cultivation system is generally carried out by traditional communities in an area with a low population density [1][2][3][4][5]. Shifting cultivation refers to an agricultural system where the cultivation phase is short but varies in slash and burn land which alternates with long and equal fallow periods.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…The shifting cultivation system can be found in Asian, African, South American, and Australian countries which is mostly practiced by tribes in tropical and subtropical regions. Crops such as rice, corn, cassava, sweet potatoes, taro, bananas, and candlenut [3], [5], [6]. In Indonesia, the shifting cultivation system has long been carried out in several regions outside Java, including on the islands of Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, and Irian.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%