ABSTRAKBerdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) yang dikeluarkan Kementerian Desa Tahun 2015, terdapat 61% desa di 122 daerah (kabupaten) tertinggal tergolong sangat tertinggal dan 28% tergolong tertinggal. Munculnya daerah tertinggal disebabkan karena adanya kesenjangan pembangunan antara desa dan kota di Indonesia. Untuk mengurangi kesenjangan pembangunan diperlukan pembangunan daerah tertinggal. Salah satunya adalah melakukan pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Desa dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Manajemen proyek konstruksi di desa dapat menjadi tantangan karena sumber daya yang sangat terbatas, faktor risiko yang unik, lokasi terpencil, dan kurangnya ahli manajemen konstruksi. Dalam pelaksanaannya akan muncul berbagai macam masalah yang dipengaruhi oleh faktor-faktor pengaruh. Karakteristik pedesaan yang berbeda-beda menyebabkan adanya kemungkinan faktor pengaruh terhadap pelaksanaan konstruksi dapat berbeda. Penelitian ini akan mengidentifikasi faktor-faktor manajemen proyek dominan yang mempengaruhi pelaksanaan proyek pembangunan infrastruktur di daerah pedesaan. Penelitian dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada manajer kontraktor dari Kementerian Desa yang pernah terlibat dalam proyek infrastruktur jalan, jembatan, dan embung di suatu daerah pedesaan. Analisis data dilakukan dengan metode analisis faktor yang perhitungannya menggunakan program SPSS. Hasil menunjukkan bahwa faktor-faktor manajemen proyek dominan yang mempengaruhi pelaksanaan proyek pembangunan infrastruktur di daerah pedesaan adalah komunikasi, teknologi, biaya, kondisi cuaca, material, dokumentasi, dan skala kontraktor.Kata kunci: manajemen proyek, proyek konstruksi, infrastruktur, dan desa.
Faktor Manajemen Proyek Dominan yang Mempengaruhi Pelaksanaan Proyek Infrastruktur di Daerah PedesaaanHansen, et al.
230Dalam tahap pelaksanaan (construction) akan mulai muncul berbagai masalah yang mempengaruhi proses pembangunan, mulai dari masalah teknis dan non teknis, baik yang bersifat internal proyek maupun eksternal proyek. Masalah tersebut pada dasarnya muncul ketika proyek tidak mampu mencapai triangle project constraint dengan baik, yaitu mutu, biaya, dan waktu (Project Management Body of Knowledges Edisi keenam, 2017).Di desa memiliki beberapa karakteristik yang berbeda, seperti geografis, sumber daya, demografis, dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan ada kemungkinan faktor pengaruh terhadap pelaksanaan konstruksi dapat berbeda. Pengetahuan tentang faktor-faktor spesifik di pedesaan yang mempengaruhi proses suatu proyek konstruksi akan sangat membantu manajemen proyek konstruksi di pedesaan. Hal ini menjadi dasar penelitian identifikasi faktorfaktor manajemen proyek yang mempengaruhi pelaksanaan proyek infrastruktur di daerah pedesaan.
Rumusan MasalahSebagai tahap awal, dibutuhkan identifikasi faktor-faktor manajemen proyek dominan yang mempengaruhi pelaksanaan proyek infrastruktur di daerah pedesaan.