2017
DOI: 10.31101/jhes.184
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Surgical Cheklist Sebagai Upaya Meningkatkan Patient Safety

Abstract: The purpose of this research is to study Literature review to determine whether the Surgical Safety Checklist can improve patient safety in the hospital in collaboration with other health team. This research method is the publication of the article searches on Google Scholar, PubMed, Ebscho with selected keywords ie Surgical Safety Checkliat, collaboration, Patient Safety. The search was performed by limiting the issue of 2006-2015. Results of literature search showed that the IPE can effectively build the abi… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
0
0
5

Year Published

2021
2021
2022
2022

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
5
Order By: Relevance
“…Semua insiden tersebut mengindikasikan belum dilaksanakan secara optimal dari penerapan SSC. Keselamatan pasien terutama dikamar operasi menjadi masalah terbesar dikarenakan pada saat tindakan operasi seperti terjadi kesalahan insisi pada sisi operasi karena tidak dilakukan skin marker, kulit pasien terbakar karena cara penempatan negativ netral kabel tidak tepat, ketinggalan benda asing di dalam rongga tubuh karena penghitungan alat yang tidak konsisten dilakukan, sehingga bisa dikatakan bahwa keselamatan pasien tergantung total pada penanganan tenaga medis dan perawat di ruang operasi (Irmawati & Anggorowati, 2017). Penerapan SSC di kamar operasi dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu pendidikan, pengetahuan, sikap, dan perilaku.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Semua insiden tersebut mengindikasikan belum dilaksanakan secara optimal dari penerapan SSC. Keselamatan pasien terutama dikamar operasi menjadi masalah terbesar dikarenakan pada saat tindakan operasi seperti terjadi kesalahan insisi pada sisi operasi karena tidak dilakukan skin marker, kulit pasien terbakar karena cara penempatan negativ netral kabel tidak tepat, ketinggalan benda asing di dalam rongga tubuh karena penghitungan alat yang tidak konsisten dilakukan, sehingga bisa dikatakan bahwa keselamatan pasien tergantung total pada penanganan tenaga medis dan perawat di ruang operasi (Irmawati & Anggorowati, 2017). Penerapan SSC di kamar operasi dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu pendidikan, pengetahuan, sikap, dan perilaku.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pada setiap fase, koordinator checklist harus diizinkan untuk mengkonfirmasi bahwa tim telah menyelesaikan tugasnya sebelum melakukan kegiatan lebih lanjut. Koordinator memastikan setiap tahapan tidak ada yang terlewati, bila ada yang terlewati , maka akan meminta operasi berhenti sejenak dan melaksanakan tahapan yang terlewati Sign in (Irmawati & Anggorowati, 2017).…”
Section: Analisis Faktor Penerapan Ssc DI Kamar Operasiunclassified
“…(Klase et al, 2016). Dampak dari tidak dilakukannya time out yaitu komplikasi pembedahan sebanyak 18,4% dan kejadian tidak diharapkan (KTD) seperti kesalahan pembedahan pada lokasi dan prosedur pembedahan sebesar 58,4% terjadi karena tindakan pembedahan dan mayoritas sebesar 41% terjadi di kamar bedah (Amiruddin et al, 2018;Lilis Utami, meri Okatriani, 2020) Fase time out merupakan fase yang paling banyak tidak dipatuhi. Data operasi elektif di Instalasi Bedah Sentral RSKIA Sadewa Yogyakarta sebanyak 46,2% tidak melakukan time out dan sebesar 33,6% patuh melakukan time out (Amiruddin et al, 2018).…”
Section: Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Time Out Dengan Kepatuhan Dalam Melakukan Time Out Diruang Operasi Rumah Sakit Baliunclassified
“…Kegiatan dalam tahapan sign in berupa komunikasi efektif antar anggota tim bedah (Irmawati et al, 2017). Kinerja tahap sign in dapat diukur dari kegiatan konfirmasi identitas klien, konfirmasi sisi pembedahan, persiapan mesin pembedahan dan anastesi, pengecekan pulse oximetri dan fungsinya, konfirmasi alergi klien, dan konfirmasi risiko operasi (WHO, 2016) sebagai media komunikasi dan kerjasama yang lebih baik antar disiplin klinis (Nurhayati et al, 2019) (Irmawati et al, 2017).…”
Section: Fase Sign Inunclassified
“…Kompetensi ini akan sangat mempengaruhi kualitas dari kolaborasi yang berdampak dalam meningkatkan keselamatan pasien, karena melalui komunikasi secara efektif antar profesi dapat menghindarkan kesalahpahaman tidak penting yang menjadi penyebab timbulnya medical error (Irmawati et al, 2017) atau kesalahan dalam bentuk lainnya yang sangat merugikan bagi klien. Karena menurut Yuliana et al (2018) salah satu penyebab terancamnya keselamatan klien adalah kegagalan komunikasi antar tim kesehatan.…”
Section: Fase Sign Inunclassified