Tanggap Darurat Bencana Kekeringan di Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang

Abstract

Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana kekeringan merupakan suatu kekurangan curah hujan dalam periode tertentu ( umumnya dalam satu musim atau lebih) yang menyebabkan kekurangan air untuk memenuhi kebutuhan (UN-ISDR. 2009). Salah satu di kabupaten magelang yang menjadi langganan kekurangan air adalah di kecamatan grabag. Diwilayah desa banaran, ketawang dan sugirmas merupakan desa terparah yang mengalami kekeringan di tahun 2019. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan air di masyarakat di Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Metode yang digunakan yaitu Adactive Collaboration Management (ACM) dilakukan dengan pendekatan komunikasi masyarakat dalam menemukan dan mengenali permasalahannya, berusaha mempelajari permasalahan kemudian menentukan solusinya. Kegiatan tanggap darurat ini sebagai upaya dalam penanggulangan bencana di kekeringan di Kecamatan Grabag dengan melalukkan suplay air bersih dan pengadaan pipanisasi yang melibatkan warga masyarakat itu sendiri dan relawan di kabupaten Magelang

Disaster talk: The increased knowledge of disaster management among a study group of students of Faculty X University Y

“…Rehabilitasi dan rekonstruksi merupakan tahapan yang difokuskan setelah terjadi bencana untuk memastikan bahwa masyarakat yang mengalami bencana dapat berfungsi secara normal kembali. Sebuah pengabdian masyarakat yang berfokus terhadap tanggap darurat bencana kekeringan yang melibatkan penyediaan air bersih memiliki dampak yang positif bagi masyarakat (Margono et al, 2019).…”

Ethnoecological Study of Ndhas Gendhing Spring in Sukorejo Village, Magelang Regency, Province of Central Java

“…One of the areas affected by drought is Kabupaten Magelang (Hanafi et al, 2019). The drought in Magelang Regency occurred in the Bompon watershed (Hanafi et al, 2019) and Kecamatan Grabag (Margono et al, 2019). Data from the Pusdalops BPBD in Magelang district showed an increase in drought disasters from 2017 to 2019 consecutively, namely 3, 25, and 52 (Fatimah & Panjawa, 2021).…”

“…Water is an essential source of human life. Due to the dry season, the people of Magelang regency are experiencing a shortage of clean water (Margono et al, 2019). The water crisis will certainly affect the lives of living beings on earth, especially humans .…”

“…A study by Hanafi et al (2019) examined strategies to overcome drought in the Bompon watershed of Sumbing Slope. Margono et al (2019) on drought emergency response in Grabag. Research on Ndhas Gendhing by on the conservation of gending springs through community participation in preserving local wisdom.…”

Aplikasi sistem informasi geografis untuk pemetaan kerentanan kuantitas mata air dan pengaruhnya terhadap budidaya kopi di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

“…Wilayah Kecamatan Grabag yang dilanda kekeringan adalah Desa Ketawang (Dusun Maron, Ngepoh, Pakel, Ketawang, Bawang, dan Peting), Desa Banaran (Ngandong, Posong, dan Ngaglik), Desa Kartoharjo, Pesidi, Salam, dan Pucungsari. Dari beberapa desa tersebut kondisi yang paling parah terdapat di Desa Banaran dan Desa Ketawang dikarenakan tidak ada sumber air yang bisa diambil dan mata air sumur menjadi kering [3].…”