2019
DOI: 10.15548/ja.v11i2.1420
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Teologi Maut vs Teologi Pembebasan Asghar Ali Engineer

Abstract: This article describes the actions of resistance carried out by groups of adherents of "theology of death". Death theology is a theology that asks to die, but does not dare to live, outside us is wrong. Indonesia as a heterogeneous country is certainly not friendly with theology of death. If this theology develops rapidly, it will not be closed to spend Pancasila as the basis of a state that has umbrella for religion which is commonly prepared to hang from the pillars of history. Death theology received a resp… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…Tauhid merujuk pada keyakinan akan keesaan Allah SWT sebagai satusatunya Tuhan yang memiliki kekuasaan atas segala sesuatu di alam semesta. Namun, menurut Engineer, tauhid tidak hanya terkait dengan ritual-ritual keagamaan semata, tetapi juga harus diimplementasikan dalam struktur sosial untuk menciptakan keadilan dan perdamaian di Masyarakat (Putra & Amril, 2019). Oleh karena itu Engineer (2004) menekankan bahwa konse anti-kekerasan, keadilan, kebenaran, toleransi, cinta, dan kasih sayang perlu ditanamkan di dalam diri setiap pemeluk agam karena umat Islam yang sempurna adalah mereka yang memiliki dan memberikan rasa kasih sayang, sabar, serta bersikap adil.…”
Section: Teologi Perdamaian Dalam Pemikiran Asghar Ali Engineerunclassified
“…Tauhid merujuk pada keyakinan akan keesaan Allah SWT sebagai satusatunya Tuhan yang memiliki kekuasaan atas segala sesuatu di alam semesta. Namun, menurut Engineer, tauhid tidak hanya terkait dengan ritual-ritual keagamaan semata, tetapi juga harus diimplementasikan dalam struktur sosial untuk menciptakan keadilan dan perdamaian di Masyarakat (Putra & Amril, 2019). Oleh karena itu Engineer (2004) menekankan bahwa konse anti-kekerasan, keadilan, kebenaran, toleransi, cinta, dan kasih sayang perlu ditanamkan di dalam diri setiap pemeluk agam karena umat Islam yang sempurna adalah mereka yang memiliki dan memberikan rasa kasih sayang, sabar, serta bersikap adil.…”
Section: Teologi Perdamaian Dalam Pemikiran Asghar Ali Engineerunclassified
“…Teologi ini memiliki tanggung jawab tersendiri dalam membebaskan masyarakat yang lemah serta tertindas oleh mereka yang mempertahankan status quo (Putra & Amril, 2019).…”
Section: Teologi Pembebasan Perspektif Asghar Ali Engineerunclassified
“…According to Putra and Amril (2019) stated that the liberation theology pioneered by Engineer is a creative proposal that links between the importance of a new paradigm in theology that combats oppression in socio-economic structures. This paradigm is motivated by the many phenomena of arrogance of power, injustice, oppression of the weak, restraint on the aspirations of many people, discrimination of skin, nation or sex, accumulation of wealth, violence in the name of religion, and concentration of power in the reality of contemporary society.…”
Section: Construction Of Engineer's Thoughts On Islamic Liberation Th...mentioning
confidence: 99%