Abstract:This study aims to identify the effectiveness of cognitive defusion technique to increase students' self confidence. This study used a pre-experimental design with one group pre-test post-test design. Subject in this study were six vocational high school student which have low self-confidence. The instrument used is self-confidence scale. To analyze the subjects' self confidence after receiving cognitive defusion technique, we use the wilcoxon sign test. The results confirm that students' confidence level score were increase after being treat using cognitive defusion technique. It can be concluded that cognitive defusion technique are effective for improving students' self-confidence.Keywords: self-confidence; cognitive defusion technique; vocational high school Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan teknik cognitive defusion untuk meningkatkan percaya diri siswa. Penelitian ini menggunakan pre-experimental design dengan rancangan one group pre-test post-test design. Subjek dalam penelitian ini melibatkan enam siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kota Yogyakarta yang memiliki tingkat percaya diri rendah. Instrumen yang digunakan adalah skala percaya diri. Analisis yang digunakan untuk menguji perbedaan percaya diri sebelum dan sesudah diberikan perlakuan konseling teknik cognitive defusion adalah uji jenjang bertanda Wilcoxon. Hasil menunjukkan bahwa terdapat kenaikan skor tingkat percaya diri siswa setelah diberikan perlakuan berupa konseling teknik cognitive defusion. Dapat disimpulkan bahwa teknik cognitive defusion efektif untuk meningkatkan tingkat percaya diri siswa.Kata kunci: percaya diri; teknik cognitive defusion; SMK Percaya diri menjadi aspek yang penting dalam perkembangan siswa di sekolah (Amilin, 2016). Kepercayaan diri memberikan kemampuan individu untuk mengatasi tantangan baru, meyakini diri sendiri dalam situasi sulit, melewati batasan yang menghambat, menyelesaikan hal yang belum pernah dilakukan, mengeluarkan bakat serta kemampuan sepenuhnya, dan tidak mengkhawatirkan kegagalan (Perry, 2005). Berbagai aktifitas sekolah yang melibatkan percaya diri siswa antara lain berpendapat dalam diskusi, bertanya pada guru ketika mengalami kesulitan, dan mengutarakan gagasan di depan umum. Jika siswa tidak menampilkan percaya diri yang tinggi, tentu akan berpengaruh terhadap performa akademik mereka di sekolah (Gatz & Kelly, 2017).Berbagai penelitian di Indonesia telah menunjukkan bahwa permasalahan percaya diri masih dialami oleh siswa. Sebuah hasil penelitian tentang percaya diri menunjukkan bahwa 2,17% sampel memiliki percaya diri sangat tinggi, 22,46% sampel memiliki percaya diri tinggi, 57,97% sampel memiliki percaya diri sedang, 13,77% sampel memiliki percaya diri rendah, dan 3,62% kategori sangat rendah (Suhardita, 2011). Penelitian lain tentang profil kepercayaan diri siswa menunjukkan hasil presentase skor 0,70% siswa berada pada kategori rendah, 78,47% siswa berada pada kategori