Kepulauan Seribu is a well-known destination of marine tourism in Indonesia. Inevitably, the place has been affected by human activities. Hence it is important to preserve and conserve the area so as it is still suitable for reef community to grow and develop. One of the methods to evaluate the feasibility for reef environment is calculated by FoRAM Index (FI) values. Benthic foraminifera as a tool for environmental bioindicators were collected from 15 marine surface sediment samples in the vicinity areas of Kotok Besar, Kotok Kecil and Karang Bongkok islands in Kepulauan Seribu to assess the FI values. Approximately 20 genera of benthic foraminifera were found in the study area. The genera are dominated by Amphistegina and Calcarina along with Operculina, Quinqueloculina, Peneroplis, and Discorbis. The finding signifies reef flat environment as the dominant morphology, although the presence of fore slope is also observed particularly at the western part of Kotok Besar island. The assemblages of Operculina and Quinqueloculina suggest that the abundance of benthic foraminifera is influenced not only by the morphology of seafloor, but also by tidal current and terrestrial influence. The FI formula using foraminifers found in the study area results values above 4, thus the area can be reviewed as a decent environment for reef growth and development. Keywords: benthic foraminifera; bioindicator; FoRAM Index; coral community; seafloor morphology Kepulauan Seribu terkenal sebagai tujuan wisata laut di Indonesia, sehingga dapat dipastikan tempat ini dipengaruhi oleh aktifitas manusia. Oleh sebab itu sangat penting untuk menjaga dan melindungi kelestarian lingkungannya sehingga tetap cocok bagi komunitas karang untuk hidup dan berkembang. Salah satu metode untuk mengevaluasi kelayakan lingkungan terumbu adalah dengan menghitung nilai FoRAM Index (FI). Untuk analisis ini, foraminifera bentik dikoleksi dari 15 sampel sedimen permukaan laut dari daerah sekitar Pulau Kotok Besar, Kotok Kecil dan Pulau Karang Bongkok di Kepulauan Seribu. Hasil penelitian menunjukkan sekitar 20 genera foraminifera bentik yang ditemukan di daerah penelitian. Foraminifera didominasi oleh Amphistegina dan Calcarina, sedangkan jenis lain yang juga cukup berlimpah adalah Operculina, Quinqueloculina, Peneroplis, dan Discorbis. Hal ini menunjukkan lokasi penelitian memiliki jenis morfologi rataan karang sebagai morfologi dominan, walaupun kehadiran lereng karang (fore slope) juga teramati terutama pada bagian barat pulau Kotok Besar. Distribusi kelimpahan Operculina dan Quinqueloculina menunjukkan bahwa kelimpahan foraminifera bentik selain dipengaruhi oleh morfologi dasar laut juga dipengaruhi oleh pasang surut dan pengaruh terestrial. Hasil perhitungan FI berdasarkan foraminifera di wilayah penelitian menunjukkan nilai FI > 4 sehingga daerah ini dapat ditinjau sebagai lingkungan yang layak untuk pertumbuhan karang dan perkembangannya. Kata kunci: foraminifera bentik; bioindikator; FoRAM Index; komunitas koral; morfologi dasar laut