Laki-laki metroseksual umumnya berada di pusat kota yang lebih besar seperti Kota Medan, dengan penampilan yang rapi, tampan, wangi, menawan dan khasnya sendiri. Fenomena pria metroseksual adalah perilaku unik dalam budaya perkotaan, mereka umumnya memiliki citra maskulin tetapi peduli dengan penampilan, perawatan tubuh, bergaul dengan teman-teman mereka. Meskipun, kita tahu bahwa seperti prihatin dengan penampilan dan perawatan tubuh pada umumnya adalah wanita, bahwa hal-hal yang menyebabkan stigma positif dari masyarakat, dari stigma tersebut akan membentuk konsep diri pria metroseksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tiga hal yaitu (1) Mendeskripsikan Komunikasi Interpersonal seorang laki-laki Metroseksual (2) Menjelaskan konsep diri laki-laki metroseksual di Kota Medan dan (3) Menjelaskan bentuk hambatan komunikasi Interpersonal dan konsep diri laki-laki metroseksual di Kota Medan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif pendekatan fenomenologis dengan teknik pengumpulan data menggunakan data primer melalui observasi dan wawancara mendalam serta data sekunder melalui jurnal, buku maupun artikel. Informan dalam penelitian ini berjumlah enam orang laki-laki metroseksual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Komunikasi interpersonal seorang laki-laki metroseksual memandang gaya hidup metroseksual sesuatu hal yang wajar dengan menjaga penampilan merupakan suatu keharusan oleh setiap individu agar berpenampilan menarik sebagai penunjang dalam melakukan aktifitas sehari-hari; Konsep diri laki-laki metroseksual sebuah bentuk kepedulian diri akan pentingnya penampilan yang mereka tunjukkan terhadap lingkungan sekitarnya sebagai bentuk kepuasan diri untuk sebuah kesenangan pribadi yang efeknya medapat pujian masyarakat dari apa yang mereka kenakan; Hambatan komunikasi interpersonal dan konsep dari yang bernada negatif atau juga stigma negatif antara lain seperti dikatai tidak jantan, tidak macho, takut panas, feminin, mirip perempuan, pretty boy, serta adanya stereotip terhadap disorientasi seksual tertentu. Konsep diri pria metroseksual di Medan memiliki konsep diri sendiri, dengan berbagai aspek fisik, psikis, dan sosial. Dan juga pria metroseksual di kota Medan juga memiliki motif tersendiri yang menyebabkan hak mereka untuk menjalani gaya hidup sebagai pria metroseksual, dan mereka memiliki konsep diri yang positif tentang diri sendiri, kepribadian yang baik, terlihat dari penampilan, serta sikap positif terhadap lingkungan.
Metrosexual men are generally located in larger urban centers such as Medan City, with their own neat, handsome, fragrant, charming, and distinctive appearance. The phenomenon of metrosexual men is a unique behavior in urban culture. They generally have a masculine image but care about appearance, body care, and getting along with their friends. Although we know that as concerned with appearance and body care, in general, are women things that cause positive stigma from society, the such stigma will shape the self-concept of metrosexual men. This study aims to find out three things, namely (1) Describe the interpersonal communication of a metrosexual man, (2) explain the self-concept of metrosexual men in Medan City, and (3) Explain the form of interpersonal communication barriers and the self-concept of metrosexual men in Medan City. This research uses descriptive qualitative methods phenomenological approach with data collection techniques using primary data through observation and in-depth interviews and secondary data through journals, books, and articles. The informants in this study were six metrosexual men and four friends of metrosexual male students. The results showed that: Interpersonal communication of a metrosexual man views the metrosexual lifestyle as a natural thing by maintaining appearance is a must for every individual to look attractive as a support in carrying out daily activities; Metrosexual men's self-concept is a form of self-concern for the importance of the appearance they show to their surroundings as a form of self-satisfaction for a personal pleasure whose effect is to derive public praise from what they wear; Interpersonal communication barriers and concepts of negative tone or negative stigma include being said to be unmanly, not macho, afraid of heat, feminine, female-like, pretty boy, and stereotypes of inevitable sexual disorientation. The self-concept of metrosexual men in Medan has its self-concept, with various physical, psychic, and social aspects. And also, metrosexual men in the city of Medan have motives that cause their right to live a lifestyle as metrosexual men, and they have a positive self-concept about themselves, a good personality, visible from appearance, as well as a positive attitude towards the environment.