Pengembangan media animasi Proses Pembuatan Topeng Malang ini dilatarbelakangi oleh susahnya mencontohkan proses pembuatan topeng di kelas pada mata pelajaran seni budaya di SMKN 10 Malang pada kelas X. Pada prakteknya, tidak semua guru dapat mencontohkan proses pembuatan topeng. Dalam proses mengajar guru tidak menggunakan teknologi sebagai alat bantu yang dapat memudahkan guru. Penelitian ini bertujuan mengembangakan media animasi sebagai media pembelajaran seni budaya untuk membantu guru menjelaskan proses pembuatan topeng Malang pada siswa kelas X SMKN 10 Malang. Ketika media selesai dikembangakan, kemudian melalui validasi oleh ahli materi, ahli media, dan siswa untuk mengetahui layak atau tidaknya sebuah media. Metode yang digunakan dalampengembangan ini adalah Research and Development dengan menggunakan model pengembangan ADDIE Melalui proses validasi oleh ahli materi, media, dan siswa secara keseluruhan mendapatkan persentase rata-rata 88 persen. Berdasarkan nilai persentase bisa disimpulkan bahwa media animasi Proses Pembuatan Topeng Malang dinyatakan valid dan dapat digunkana sebagai media pembelajaran seni budaya untuk siswa kelas X SMKN 10 Malang.
Kata kunci: media pembelajaran; topeng malang; animasi
Teaching Media Development: Animation of Malang Mask Making Process to Improve Tenth Grade Vocational High School Students' Comprehension
The development of animation media in Malang’s Mask Making Process is motivated by the difficulty of exemplifying the process of making masks in class on cultural arts subjects at SMKN 10 Malang in class X. In practice, not all teachers can give examples of the process of making masks. In the teaching process the teacher does not use technology as a tool that can facilitate the teacher. This study aims to develop animation media as a medium for learning arts and culture to help teachers explain the process of making Malang masks in class X SMKN 10 Malang. When the media has been developed, then it is validated by material experts, media experts, and students to find out whether a media is feasible. The method used in this development is Research and Development using the ADDIE development model. Through a validation process by material experts, media, and students overall get an average percentage of 88 percent. Based on the percentage value, it can be concluded that the animation media of Malang Mask Making Process is declared valid and can be used as a medium for learning cultural arts for class X students of SMKN 10 Malang.
Keywords: learing media; malang’s mask; animation