Provinsi Riau memiliki luas lahan gambut terbesar di Pulau Sumatera. Hal ini membuat sebagian besar masyarakat Provinsi Riau memanfaatkan air gambut sebagai sumber air bersihnya. Air gambut memiliki ciri-ciri berwarna coklat kemerahan, kandungan organik tinggi, dan pH rendah sehingga tidak memenuhi baku mutu air bersih. Salah satu alternatif pengolahan air gambut adalah dengan biosand filter dengan berbagai media. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan biosand filter yang terdiri dari tiga media untuk mengolah air gambut yaitu batu apung, pasir kuarsa, dan karbon aktif. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan ketebalan lapisan batu apung dan pasir kuarsa. Sumber air yang digunakan berasal dari sumur warga yang berada di jalan Soekarno-Hatta, Pekanbaru, Riau. Kecepatan aliran rata-rata yang digunakan adalah 0,25 m3/m2/jam dan ketebalan media karbon aktif 10 cm. Variasi ketebalan batu apung dan pasir kuarsa yang digunakan adalah 40 dan 20, 35 dan 25, 30 dan 30, 25 dan 35, serta 20 dan 40 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biosand filter pada variasi batu apung 20 cm, pasir kuarsa 40 cm, dan karbon aktif 10 cm, memberikan efisiensi tertinggi dalam meningkatkan nilai pH sebesar 34,95%, menurunkan warna sebesar 92,64%, dan kandungan organik sebesar 92,00%. Hasil ini telah memenuhi standar air bersih sesuai Permenkes nomor 32 tahun 2017, kecuali untuk parameter kandungan organik.