ABSTRAKKeberadaan Penambangan Emas Sekala Kecil (PESK) memberikan dampak positif terhadap perkembangan ekonomi mikro, tetapi PESK menghasilkan dampak lingkungan dan kesehatan lainnya yang merugikan. Sejumlah penelitian telah melaporkan kontribusi PESK terhadap degradasi lahan, polusi air dan polusi tanah. Toksisitas Merkuri dalam kegiatan PESK menjadi perhatian khusus, terutama implikasi klinisnya pada kesehatan manusia. Sejak tahun 2011, kegiatan PESK di Gunung Botak, Kabupaten Buru Maluku dilaporkan menggunakan merkuri dalam pengolahannya. Hasil kajian menunjukkan kasus pencemaran merkuri pada DAS Anthoni yang berhulu pada Kawasan Gunung Botak. Dampak pencemaran lingkungan dilaporkan oleh masyarakat sekitarnya dengan matinya hewan ternak, dan peringatan untuk tidak mengkonsumsi air sumur disekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan merkuri pada media air dan tanah pada area bekas PESK Gunung Botak, Kabupaten Buru Provinsi Maluku. Pengambilan contoh uji dilakukan di 4 lokasi titik pengambilan air, dan 6 lokasi titik pengambilan tanah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kandungan merkuri di dalam air di semua titik di sekitar Gunung Botak berkisar 0,002 mg/L -1.5 mg/L, nilai ini telah melebihi baku mutu sesuai PP 82/2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yaitu 0,002 mg/L, dan kadar merkuri di dalam tanah berkisar 1.5 mg/kg -214 mg/kg, aku mutu Hg di dalam tanah 6,6 mg/Kg menurut Canadian Soil Quality Guidelines for the Protection of Environmental and Human Health th 2001 yaitu 6,6 mg/Kg.
ABSTRACTThe existence of Small Scale Gold Mining (ASGM) has a positive impact on microeconomic development, but ASGM generates adverse environmental and other health impacts. A number of studies have reported the contribution of ASGM to land degradation, water pollution and soil pollution. Mercury toxicity in ASGM activities is of particular concern, especially its clinical implications on human health. Since 2011, ASGM activities in Gunung Botak, Buru Regency, Maluku have reported using mercury in their processing. The results of the study showed cases of mercury pollution in the Anthoni watershed that originated in the Mount Botak area. The impact of environmental pollution is reported by the surrounding community with the death of livestock, and a warning not to consume well water in the vicinity. This study aims to determine the content of mercury in water and soil media in the former BESK Gunung Botak area, Buru Regency, Maluku Province. Sampling was carried out in 4 locations of water collection points, and 6 locations of soil collection points. Based on research conducted, it can be concluded that the mercury content in water at all points around Mount Botak ranges from 0.002 mg / L -1.5 mg / L, this value has exceeded the quality standards in accordance with PP 82/2001 regarding water quality management and pollution control water is 0.002 mg / L, and mercury levels in the soil range from 1.5 mg / kg -214 mg / kg, I Hg quality in the soil...