2019
DOI: 10.21043/iqtishadia.v12i1.4501
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

The Relationship between Religiosity, Self-Interest, and Impulse Buying: an Islamic Perspective

Abstract: The expansion of e-commerce dramatically changes the spending patterns which are found a significant number of impulse buying. Practical method and easy way to buy specific goods from e-commerce might be an important factor why customers spent their money more impulsively. Researches on this phenomenon showed that psychological values emerged from religiusity condition and self-interest encouragement play as self-regulation for controlling impulsive buying behavior. Viewed from Islamic economic perspective, th… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
1
0
3

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(4 citation statements)
references
References 27 publications
0
1
0
3
Order By: Relevance
“…Menurut Rahmah and Idris (2018) pembelian impulsif pada pandangan Islam termasuk kegiatan konsumtif dan memiliki dampak negatif yang harus dihindari oleh konsumen muslim karena mengarahkan pada sifat serakah, egois, sombong, boros, dan tanpa rencana. Masyarakat cenderung memaksimalkan kegunaan barang yang dibeli sehingga mereka seringkali didorong untuk mewujudkan keinginan tersebut dan memutuskan membelanjakan uangnya secara impulsif (Hoetoro and Hannaf 2019). Dalam pandangan Islam, impulsive buying behavior tidak bisa diterima dan dilarang karena termasuk dalam konsumsi yang tidak rasional, mementingkan keinginan, dan termasuk pada konsumsi yang berlebihan atau boros.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 2 more Smart Citations
“…Menurut Rahmah and Idris (2018) pembelian impulsif pada pandangan Islam termasuk kegiatan konsumtif dan memiliki dampak negatif yang harus dihindari oleh konsumen muslim karena mengarahkan pada sifat serakah, egois, sombong, boros, dan tanpa rencana. Masyarakat cenderung memaksimalkan kegunaan barang yang dibeli sehingga mereka seringkali didorong untuk mewujudkan keinginan tersebut dan memutuskan membelanjakan uangnya secara impulsif (Hoetoro and Hannaf 2019). Dalam pandangan Islam, impulsive buying behavior tidak bisa diterima dan dilarang karena termasuk dalam konsumsi yang tidak rasional, mementingkan keinginan, dan termasuk pada konsumsi yang berlebihan atau boros.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sehingga diasumsikan bahwa : H3: Faktor situasional berpengaruh positif signifikan terhadap impulsive buying behaviour pembelian produk fashion muslim di masa new normal Religiusitas dalam penelitian ini menjadi penentu dalam mempengaruhi perilaku konsumen seorang muslim terutama dalam perilaku konsumsi yang memegang teguh nilai-nilai islami. Menurut Hoetoro & Hannaf (2019) adanya religiusitas pada konsumen maka diharapakan mampu mengontrol dan mengurangi perilaku impulsive buying. Religiusitas mengacu teori Glock dan Stark antara lain ideologis, ritualistic, ekaperensial, intelektual, dan konsekuensial (Putriani and Shofawati 2015).…”
Section: Metode Penelitianunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Many studies on zakat have been carried out, including from the zakat management side such as (Ab Rahman et al, 2012;Dikuraisyin, 2020) then from the zakat accounting side (Alim, 2015;Hamat, 2014), the behaviour of paying zakat (Hoetoro & Hannaf, 2019;Ummulkhayr et al, 2017;Zain et al, 2015) and from a legal perspective on zakat (N. H. Safwan Kamal, 2022;Safwan, 2021) (Marimin & Fitria, 2017;TRIGIYATNO, 2017;Zainal Muttaqin Ridwan, Fahriansah, Mutia Sumarni, 2022). Although there are many studies on zakat, there are not many studies that directly relate to extreme poverty alleviation Zakat/infak is likened to social security and the government has the right to collect it from people who have excess assets that have met the levels of zakat (nisab zakat).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%