Latar Belakang: Pandemi Covid-19 menciptakan perubahan yang sangat besar untuk pelayanan rawat jalan rumah sakit di Indonesia. Semenjak ditetapkan sebagai wabah bencana nasional bulan April 2020. Berdasarkan perubahan yang terjadi rumah sakit harus mengatur strategi, strategi bisa didapatkan dari hasil evaluasi kinerja rumah sakit. Strategi terbilang efektif apabila bisa meningkatkan kepuasan pasien sehingga rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasien. Mengutamakan keinginan dan kebutuhan pasien merupakan hal yang sangat mempengaruhi kepuasan pasien, khususnya pelayanan kefarmasian.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelayanan obat di masa pandemi pada pasien BPJS rawat jalan RSUD Undata.
Metode: Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif (non eksperimental) dengan jumlah sampel, yaitu 120 orang yang diambil secara purposive sampling menggunakan kuesioner. Data kemudian dianalisis dan disajikan dengan metode ServQual, Customer Satisfaction Index (CSI) dan Importance and Performance Analysis (IPA).
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan nilai gap tiap dimensi, yaitu tangible (saran fisik)-0,7), reliability (kehandalan)-0,92, responsiveness (daya tanggap)-1,15, assurance (jaminan)-0,71, empathy (kepedulian)-1,02. Diagram kartesius menunjukkan terdapat 8 atribut yang termasuk dalam kuadran I, 8 atribut yang termasuk dalam kuadran II, 5 atribut pada kuadran III dan 4 atribut terdapat pada kuadran IV.
Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini, yaitu tingkat kepuasan terhadap pelayanan obat di masa pandemi pada pasien BPJS rawat jalan RSUD Undata termasuk dalam kategori kurang puas. Terdapat 8 atribut pelayanan kefarmasian yang menjadi prioritas perbaikan di apotek instalasi rawat jalan RSUD Undata, dimana artibut nomor 6 termasuk dalam dimensi reliability (kehandalan), 11,12,13,14,15 termasuk dalam dimensi responsiveness (daya tanggap) dan artibut nomor 21 dan 24 termasuk dalam dimensi empathy (kepedulian).