2014
DOI: 10.1016/j.sbspro.2014.04.498
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Transformation of Cultural Policy in the Context Dichotomy “East – West”

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2020
2020
2020
2020

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 2 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Soethama (2011) dalam bukunya Jangan Mati di Bali secara lugas menggambarkan betapa rumitnya pelaksanaan upacara ngaben di Bali, bukan hanya biayanya mahal, melainkan ada banyak kasus banjar atau desa adat yang menolak jenazah warganya sendiri untuk diaben di kuburan desa adat. Konflik seperti ini menimbulkan apa yang disebut oleh Moldagaliyev et al (2014) sebagai bentuk dari dikotomi East-West dimana masyarakat dengan budaya Timur melakukan berbagai modernisasi untuk dapat bertahan dari tekanan budayanya sendiri. Upaya modernisasi dapat berupa simplifikasi yang merupakan dialog transformasi antara budaya dengan masyarakatnya.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Soethama (2011) dalam bukunya Jangan Mati di Bali secara lugas menggambarkan betapa rumitnya pelaksanaan upacara ngaben di Bali, bukan hanya biayanya mahal, melainkan ada banyak kasus banjar atau desa adat yang menolak jenazah warganya sendiri untuk diaben di kuburan desa adat. Konflik seperti ini menimbulkan apa yang disebut oleh Moldagaliyev et al (2014) sebagai bentuk dari dikotomi East-West dimana masyarakat dengan budaya Timur melakukan berbagai modernisasi untuk dapat bertahan dari tekanan budayanya sendiri. Upaya modernisasi dapat berupa simplifikasi yang merupakan dialog transformasi antara budaya dengan masyarakatnya.…”
Section: Pendahuluanunclassified