Uji Sifat Fisik, Sun Protecting Factor, dan In Vivo ZnO Terdispersi dalam Sediaan Nanoemulgel

Ermawati, Dian Eka; Yugatama, Adi; Wulandari, Wening

doi:10.20961/jpscr.v5i1.31660

Cited by 10 publications

(11 citation statements)

References 4 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Viskositas menunjukkan besarnya tahanan dari suatu zat cair untuk mengalir. Semakin besar nilai viskositas akan menyebabkan sediaan menjadi sulit mengalir (Ermawati et al, 2020;Zulkarya & Hastuti, 2018). Viskositas pada formula 1, formula 2, formula 3 dan basis krim menunjukkan adanya peningkatan pada penyimpanan selama 28 hari.…”

Section: Pembahasanunclassified

Aktivitas Antibakteri Krim Ekstrak Terpurifikasi Daun Beluntas (Plucea indica L.) terhadap Staphylococcus epidermidis

Erwiyani¹,

Adawiyah²,

Rahman³

et al. 2022

jfu

View full text Add to dashboard Cite

Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri flora normal kulit. Ketidaknormalan flora normal akan menyebabkan gangguan kulit diantaranya jerawat. Pengembangan kosmesetika sebagai antibakteri perlu terus dilakukan salah satunya menggunakan bahan alam daun beluntas. Beluntas merupakan tanaman yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan anti inflamasi karena mengandung metabolit sekunder seperti tannin, polifenol, flavonoid dan minyak atsiri. Ekstrak dilakukan purifikasi untuk memperkecil massa ekstrak. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengevaluasi ekstrak terpurifikasi daun beluntas dalam formulasi krim sebagai kandidat kosmesetika yang dapat menghambat pertumbahan bakteri S. epidermidis. Sediaan krim dilakukan pengamatan karakteristik fisik untuk melihat stabilitas krim dalam penyimpanan. Sediaan krim dilakukan uji antibakteri terhadap S. epidermidis menggunakan metode difusi. Krim yang mengandung ekstrak daun beluntas 5% b/v, 10% b/v dan 15% b/v memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. epidermidis dengan diameter zona hambat berturut – turut sebesar 9,9±0,022 mm (sedang), 14,9±0,019 mm (kuat), dan 20,9±0,049 mm (sangat kuat). Krim daun beluntas tidak mengalami perubahan pada pengujian organoleptis. Pengujian nilai pH dan viskositas mengalami peningkatan tetapi masih memenuhi kriteria sediaan krim.

show abstract

Section: Pembahasanunclassified

Aktivitas Antibakteri Krim Ekstrak Terpurifikasi Daun Beluntas (Plucea indica L.) terhadap Staphylococcus epidermidis

Erwiyani¹,

Adawiyah²,

Rahman³

et al. 2022

jfu

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Daya lekat basis dan krim daging labu kuning berkisar antara 2,77 -3,73 detik. Daya lekat menunjukkan kemampuan sediaan dalam melapisi kulit secara kedap, tidak menyumbat pori -pori serta tidak mempengaruhi fungsi fisiologis kulit (21). Kemampuan daya lekat dilakukan dengan melihat lamanya waktu basis sediaan melekat pada kulit.…”

Section: Formulasi Krim Ekstrak Daging Buah Labu Kuning (Cucurbita Maxima D)unclassified

“…Viskositas merupakan sifat fisik sediaan yang akan mempengaruhi kecepatan flokulasi (23). Viskositas menunjukkan tahanan sediaan untuk mengalir dimana semakin tinggi viskositas maka tahanan mengalir semakin tinggi (21). Viskositas krim berkisar antara 4480 -7360 cP.…”

Section: Formulasi Krim Ekstrak Daging Buah Labu Kuning (Cucurbita Maxima D)unclassified

Formulasi dan Evaluasi Krim Tabir Surya Ekstrak Daging Labu Kuning (Cucurbita maxima)

Erwiyani¹,

Cahyani²,

Mursyidah³

et al. 2021

Maj. Farmasetika

View full text Add to dashboard Cite

Paparan sinar UV secara berlebih dapat menyebabkan imunosupresan, photoaging dan kanker kulit, apabila paparan mengenai lapisan kulit dermis akan menyebabkan kulit menjadi gelap, eritema serta terjadi kerusakan jaringan kolagen. Tabir surya memiliki mekanisme perlindungan secara fisik melalui penghamburan sinar matahari yang masuk ke dalam kulit serta perlindungan mekanik melalui absorbsi sinar UV. Senyawa alami yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kosmetik tabir surya melalui mekanisme antiaging adalah senyawa yang mempunya cincin aromatik seperti gugus fenol. Kandungan labu diketahui memiliki aktivitas antioksidan diantaranya polifenol, karotenoid dan tokoferol. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi krim daging buah labu kuning potensinya sebagai tabir surya melalui pengujian nilai SPF menggunakan metode Spektrofotometri. Evaluasi sediaan krim menunjukkan organoleptis berwarna kuning, berbau manis dan berbentuk semi padat. Krim daging labu kuning memiliki nilai pH yang berkisar antara 5,32 – 6,11, daya sebar 5,04 – 5,31 cm, daya lekat 2,77 – 3,73 detik, viskositas 4480 – 7360 cP, dan uji sentrifugasi krim tidak mengalami perubahan. Penyimpanan selama 14 hari sediaan stabil dan tidak mengalami perubahan yang signifikan berdasarkan paired sample T test. Hasil pengujian aktivitas tabir surya menunjukkan nilai SPF F1, F2 dan F3 berturut – turut sebesar 2,15 ± 0,01, 4,69 ± 0,04 dan 5,78 ± 0,02. Krim dengan konsentrasi ekstrak daging buah labu kuning sebesar 5% dan 10% memiliki proteksi tabir surya kategori sedang.

show abstract

“…After that, the solution was filtered and precipitated at 3,000 rpm for 10 minutes using a centrifuge (Gemmy Industrial Corp., Taiwan) and filtered in a Whatman no.1 paper. 18,19 The SPF value was determined using a UV-Vis spectrophotometer at 290, 295, 300, 305, 310, 315, and 320 nm wavelengths. It was also compared four times using an ethanol solution as a blank.…”

Section: Sun Protection Factor (Spf) Assaymentioning

confidence: 99%

Antioxidant Activity and Sun Protection Factor of Black Glutinous Rice (Oryza sativa var. glutinosa)

2021

TJNPR

View full text Add to dashboard Cite

According to the World Health Organization (WHO), Indonesians lose 1.2-5 years of their life expectancy due to air pollution, with a significant percentage contributed by the energy sector such as transportation, power generation activities, industry, and housing. 1,2 Furthermore, due to the country's geographic location on the equator, it is highly exposed to ultraviolet radiation. 3 The effects of exposure to ultraviolet radiation and air pollution increases risk factors for skin cancer (melanoma), extrinsic aging, elasticity, sunburn, damage to collagen, and inflammation, such as contact and atopic dermatitis psoriasis, and acne. 4,5 Therefore, it is necessary to protect the body from air pollution and ultraviolet radiation using antioxidants and sunscreen products. [6][7][8] The sun protection factor (SPF) of sunscreen is described as the amount of UV energy needed to create a minimum erythema dose (MED) on protected skin separated by the UV energy demanded to provide a MED on unprotected skin. MED was established as the shortest time interval or lowest dosage of UV irradiation that produces the least apparent erythema on exposed skin. 9 The bigger the SPF number, the greater the protection given toward UV rays. However, several studies reported that the application of sunscreen to protect the skin from UV is not completely harmless. 10 Therefore, it is essential to examine the production of sunscreen chemicals from natural components. Several studies have demonstrated that natural chemicals can be exploited as possible sources of sunscreen due to their UV absorption and antioxidant

show abstract

Uji Sifat Fisik, Sun Protecting Factor, dan In Vivo ZnO Terdispersi dalam Sediaan Nanoemulgel

Cited by 10 publications

References 4 publications

Aktivitas Antibakteri Krim Ekstrak Terpurifikasi Daun Beluntas (Plucea indica L.) terhadap Staphylococcus epidermidis

Aktivitas Antibakteri Krim Ekstrak Terpurifikasi Daun Beluntas (Plucea indica L.) terhadap Staphylococcus epidermidis

Formulasi dan Evaluasi Krim Tabir Surya Ekstrak Daging Labu Kuning (Cucurbita maxima)

Antioxidant Activity and Sun Protection Factor of Black Glutinous Rice (Oryza sativa var. glutinosa)

Contact Info

Product

Resources

About