As educators, teachers don’t only play a role in teaching, but also are required to be able to encourage students. One of the teacher's roles according to the “Among” system proposed by Ki Hajar Dewantara is that the teacher needs to be in the midst of the students. One of the schools that implements the Among system is a non-formal high school X. This school formulates the role as teachers need to understand the students. However, in practice, many teachers feel confused in carrying out this role, especially when they have to listen to student’s stories. In addition, the Covid-19 situation increases the need for students to share stories with teachers. Therefore, a needs assessment to identify the teacher's listening skills was carried out so that the intervention could be implemented. Needs assessment is carried out using interview, observation, and document study techniques which are then analyzed using a problem tree. Interventions in the form of active listening online training that focus on techniques in the active listening element are given to teachers. The purpose of this training is to increase the teacher's active listening knowledge in carrying out that role. The results of the training showed that there was an increase in active listening comprehension perceived by the teachers. This training has a positive impact on students, which is the openness of students when teachers begin to apply active listening techniques. The teachers who participated in the training also felt more focused when carrying out their roles. Sebagai pendidik, guru tidak hanya berperan untuk mengajar namun juga dituntut untuk dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa. Salah satu peran guru menurut sistem among yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu guru perlu berada di “tengah” siswa. Salah satu sekolah yang menerapkan sistem among ini yaitu SMA non-formal X. Sekolah ini memformulasikan peran di tengah sebagai peran teman cerita yang perlu diemban oleh guru. Namun pada pelaksanaannya, banyak guru yang merasa kebingungan dalam menjalankan peran ini, terutama ketika harus mendengarkan siswa bercerita. Kondisi ini ditambah pula dengan situasi pandemi Covid-19 yang menambah kebutuhan bercerita siswa. Oleh karena itu, asesmen kebutuhan untuk mengidentifikasi kemampuan mendengarkan para guru dilakukan sehingga intervensi dapat dilaksanakan. Asesmen kebutuhan dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi dokumen yang kemudian dianalisis menggunakan pohon masalah. Intervensi berupa pelatihan mendengar aktif yang berfokus pada teknik-teknik dalam elemen mendengar aktif diberikan kepada guru secara daring. Tujuan dari pelatihan ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan mendengar aktif guru dalam menjalankan peran sebagai teman cerita. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman mendengar aktif secara subyektif yang dirasakan oleh guru. Pelatihan mendengar aktif juga memberikan dampak positif terhadap siswa, salah satunya yaitu keterbukaan siswa ketika guru mulai menerapkan teknik mendengar aktif dalam menjalankan peran sebagai teman cerita. Para guru yang mengikuti pelatihan juga merasa lebih fokus ketika menjalankan peran sebagai teman cerita.