2020
DOI: 10.20885/psikologika.vol25.iss1.art7
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Welas Asih Diri dan Kesejahteraan Subjektif pada Remaja dengan Orang Tua Bercerai

Abstract: Kesejahteraan subjektif merupakan elemen penting kesehatan mental pada remaja. Kesejahteraan subjektif yang tinggi pada remaja akan membantu pula dalam optimalisasi perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara welas asih diri dan kesejahteraan subjektif pada remaja dengan orang tua bercerai di kota Banda Aceh. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 40 orang remaja yang orang tuanya bercerai di kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode pengumpula… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
2
0
2

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(4 citation statements)
references
References 9 publications
0
2
0
2
Order By: Relevance
“…Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat terlihat bahwa self-compassion penting dalam menghadapi kondisi-kondisi yang muncul terutama kondisi yang kurang menyenangkan pasca bercerai. Penelitian tentang self-compassion dan berakhirnya pernikahan di Indonesia pada umumnya berkenaan dengan self-compassion dan kesiapan perempuan untuk bercerai (Handajani & Gunadi, 2019), self-compassion dan kesejahteraan subjektif pada remaja dengan orang tua bercerai (Ayulanningsih & Karjuniwati, 2020), dan coping stress pascacerai pada ibu tunggal (Jonathan & Herdiana, 2020). Akan tetapi, belum ditemukan penelitian yang secara spesifik membahas tentang self-compassion pada individu pasca perceraian, padahal selfcompassion juga perlu dihadirkan dalam diri individu untuk bangkit dari rasa sakit setelah bercerai.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat terlihat bahwa self-compassion penting dalam menghadapi kondisi-kondisi yang muncul terutama kondisi yang kurang menyenangkan pasca bercerai. Penelitian tentang self-compassion dan berakhirnya pernikahan di Indonesia pada umumnya berkenaan dengan self-compassion dan kesiapan perempuan untuk bercerai (Handajani & Gunadi, 2019), self-compassion dan kesejahteraan subjektif pada remaja dengan orang tua bercerai (Ayulanningsih & Karjuniwati, 2020), dan coping stress pascacerai pada ibu tunggal (Jonathan & Herdiana, 2020). Akan tetapi, belum ditemukan penelitian yang secara spesifik membahas tentang self-compassion pada individu pasca perceraian, padahal selfcompassion juga perlu dihadirkan dalam diri individu untuk bangkit dari rasa sakit setelah bercerai.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Ayulanningsih (2020) mengatakan bahwa remaja dengan orangtua bercerai cenderung mengalami subjective well-being yang rendah. Rasa sedih yang berkepanjangan hingga mengalami depresi merupakan dampak jangka panjang yang dirasakan oleh remaja yang memiliki orangtua bercerai (Uphold-Carrier & Utz dalam Ayulanningsih, 2020). Berdasarkan hasil riset tersebut, maka remaja dengan orangtua yang bercerai cenderung lebih berisiko mengalami kegagalan dalam membangun subjective wellbeing akibat lebih sering merasakan afek negatif (Ayulanningsih, 2020) Berdasarkan berbagai uraian tersebut, maka menjadi sangat penting dan dirasa menarik untuk dilakukan penelitian yang membahas mengenai hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being pada remaja dengan orangtua bercerai di Kota Samarinda.…”
Section: Latar Belakangunclassified
“…Several studies that use Indonesian translate that self-compassion is selfcompassion (Erismadewi, Swedarma, & Antari, n.d.). (Ayulanningsih & Karjuniwati, 2020) research revealed that there is a correlation between self-compassion and subjective well-being with divorced parents. Furthermore, in the results of research by (Pratiwi, Dahlan, & Damaianti, 2019), self-compassion is related to positive thoughts related to oneself, especially in the study discussing body image.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%