AbstrakPokok masalah dalam penelitian ini adalah Problematika mediasi perkara perceraian di Pengadilan Agama Sungguminasa per periode januari-desember 2018. Sebagaimana latar belakang penulis dengan melihat angka perceraian di pengadilan agama yang cukup tinggi maka penulis melakukan penelitian dengan sub masalah yaitu 1. Bagaimana pelaksanaan mediasi di pengadilan agama sungguminasa? 2. Bagaiman problematika mediasi di pengadilan agama sungguminasa?. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian field research dengan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian yuridis normatif dan sosiologis. Adapun sumber data penelitian ini yaitu melalui wawancara langsung dengan hakim serta melaui buku, catatan ataupun arsip, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaiman pelaksanaan mediasi perkara perceraian di Pengadilan Agama Sungguminasa per periode januari-desember 2018, dan untuk mengetahui problematika mediasi perkara perceraian di Pengadilan Agama Sungguminasa per periode januari – desember 2018. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama Sungguminasa telah berjalan sebagaiman mestinya dengan tahapan pertama yaitu tahap pra mediasi, tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan mediasi dan tahap ketiga yaitu tahap akhir mediasi. Adapun problem yang di temukan penulis dalam mediasi perceraian di Pengadilan Agama Sungguminasa yaitu pertama kebulatan tekad para pihak untuk bercerai, kedua akumulasi kekecewaan salah satu pihak, ketiga tindakan yang di perbuat salah satu pihak tidak dapat di terima, keempat para pihak atau salah satu pihak memiliki pasangan baru (selingkuh), kelima ketidak hadiran salah satu pihak, dan keenam adanya rasa malu untuk mengalah dari para pihak. Dengan melihat uraian problem selama dalam proses mediasi di Pengadilan Agama Sungguminasa, maka penulis berpendapat bahwa masalah masalah yang menghambat proses mediasi yaitu para pihak itu sendiri karena dengan berdasarkan upaya pengadilan yang telah memberikan fasilitas ke kedua belah pihak namun tetap saja para pihak tetap bersikeras untuk berpisah. Dan tindakan tindakan yang di lakukan pengadilan khususnya dalam menyukseskan proses mediasi telah sejalan dengan anjuran aturan perundang-undangan dalam hal ini Peraturan Mahkama Agung Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.Kata kunci: Para pihak; Mediasi; Perceraian.
Latar belakang. Obesitas dengan riwayat orang tua diabetes mellitus (DM) tipe 2 berhubungan dengan gangguan toleransi glukosa, dislipidemia, dan DM. Toleransi glukosa terganggu (TGT) merupakan pertanda awal terjadinya DM tipe 2. Hemoglobin A1c (HbA1c) telah muncul menjadi alat diagnostik untuk mengidentifikasi DM dan subjek yang berisiko menderita DM. Rekomendasi ini didasarkan pada data dari orang dewasa yang menunjukkan hubungan antara HbA1c dengan terjadinya DM di kemudian hari. Penelitian yang khusus ditujukan pada populasi anak dan remaja masih sedikit. Tujuan. Mengetahui penggunaan dan titik potong optimal pemeriksaan HbA1c dalam mendiagnosis gangguan toleransi glukosa pada anak dan remaja obesitas dengan faktor risiko dibandingkan dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO). Accuracy in HbA1c Examination for Detecting Impaired Glucose Tolerance in Obese Children and Adolescents with History of Parents with Type 2 DMAbdi Wijaya,* Aditiawati,* Irsan Saleh** Background. Childhood obesity with parental history of type 2 Diabetes Mellitus (DM) is associated with an increased likelihood for having impaired glucose tolerance, dyslipidemia, and DM. Hemoglobin A1c (HbA1c) has emerged as a recommended diagnostic tool for identifying type 2 DM among subjects who are at risk for the disease. This recommendation is based on data in adults showing the relationship between HbA1c with future development of DM. However, there are lacking studies of this correlation among pediatric population. Objective. The aim of the study was to evaluate HbA1c as a test for impaired glucose tolerance in obese children and adolescents with risk factor and identify the optimal HbA1c threshold (optimal cut of point). Methods. We studied 40 obese children and adolescents (BMI according WHO 2008 Z score +2 SD for age and gender) age 10-15 years with parental history of type 2 Diabetes DM in Palembang. All subjects underwent HbA1c and oral glucose tolerance test (OGTT). Results. Two out of 40 subjects had impaired glucose tolerance. Based on the receiver operating characteristic curve, the optimal cut point of HbA1c in relation to impaired glucose tolerance diagnosed by OGTT was 5.55%, which yield sensitivity of 67% and specificity of 20%, with area under the receiver operating characteristic curve of 79.3% (95% CI 45.7%-100%). Conclusions. HbA1c value of 5.55% should be used as a screening tool to identify impaired glucose tolerance in obese children and adolescents with risk factor. Sari Pediatri 2015;17(1):17-20.
This research aims to educate children in ordering prayers in Islam and then analyze it in the child protection law. However, in general, Islam places more emphasis on gentleness, patience, and compassion than on violent ways in educating children, although in some instances showing disbelief and opposing children's mistakes is necessary, of course, correctly and appropriately. In the concept of Islamic law, violence has become an enjoyable theme to discuss. On the one hand, there is a hadith from the Prophet about educating children, which, if understood textually, raises the public perception of the necessity of violence in educating children. The Child Protection Law aims to guarantee and protect children and their rights to live, grow, develop and participate optimally following human dignity and protection from violence and discrimination.Keywords: Islamic Law; Prayer; Child Protection Act
Muhammadiyah dalam mengeluarkan fatwa menggunakan manhaj dan pendekatan yang variatif sesuai dengan substansi masalah yang muncul. Dan tidak dinafikan, Muhammadiyah telah berkontribusi dalam transformasi hukum Islam dalam bentuk fatwa terkait dengan masalah yang ada dalam masyarakat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.