2 * ABSTRAK Financial distress merupakan suatu kondisi perusahaan mengalami penurunan kondisi keuangan yang biasanya bersifat sementara, tetapi akan berkembang menjadi lebih buruk apabila kondisi tersebut tidak cepat diatasi dan dapat menyebabkan perusahaan mengalami kebangkrutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh likuiditas, leverage, kepemilikan institusional, dan pertumbuhan penjualan terhadap financial distress. Populasinya adalah perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada laporan keuangan periode 2016-2021. Sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling dengan kriteria tertentu dan diperoleh sampel sejumlah 36 perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda yang dibantu program SPSS Versi 20. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa likuiditas yang diukur dengan current ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial distress, sedangkan leverage yang diukur dengan debt to equity ratio, kepemilikan institusional dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap financial distress.Kata-kata Kunci: Likuiditas; Leverage; Kepemilikan Institusional; Pertumbuhan Penjualan; dan Financial Distress ABTRACTFinancial distress is a condition where the company experiences a decline in its financial condition which is usually temporary, but will develop to be worse if the condition is not addressed quickly and can cause the company to go bankrupt. The purpose of this study was to determine the effect of liquidity, leverage, institutional ownership, and sales growth on financial distress. The population is property and real estate sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in the 2016-2021 financial statements. The sample was determined by purposive sampling technique with certain criteria and obtained a sample of 36 companies. This study uses multiple linear regression analysis method assisted by SPSS Version 20 program. The results of this study indicate that liquidity as measured by the current ratio has a negative and significant effect on financial distress, while leverage as measured by the debt to equity ratio, institutional ownership and sales growth have no effect on financial distress.
Nanas (Ananas comosus L.) subang memiliki potensi untuk dibuat menjadi pangan fungsional sari nanas yang memiliki aktivitas antioksidan. Untuk menghasilkan produk yang tahan lama dan memiliki aktivitas antioksidan, maka sari nanas dibuat dengan melewati empat faktor perlakuan yaitu pemilihan bahan, penambahan gula, blansing, dan pemasakan dengan masing–masing terdiri dari dua variabel yaitu positif dan negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh empat faktor perlakuan tersebut terhadap aktivitas antioksidan dari sari nanas. Pembuatan sari nanas didesain melalui pendekatan half design experiment. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode peredaman radikal bebas 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh sampel yang disimpan pada suhu kamar mengalami fermentasi kurang dari 7 hari pengujian, sedangkan seluruh sampel yang disimpan pada suhu dingin lebih tahan lama sehingga dilanjutkan pada pengujian selanjutnya. Diagram pareto menunjukkan pemilihan bahan, konsentrasi gula, dan durasi waktu blansing secara nyata memberikan pengaruh terhadap peningkatan aktivitas antioksidan dari sari nanas. Namun demikian, durasi waktu pemasakan masih perlu dianalisis lebih lanjut.
Abstract. One of the new approaches introduced by Herman Wold, is Partial Least Square (PLS) which is often referred to as soft modeling. PLS is a powerful analytical method because it is not based on many assumptions. PLS does not require multivariate normal assumptions, can be used at all measurement scales and the sample size does not have to be large. PLS is used to see the influence and magnitude of the influence of the independent variable (X) on the dependent variable (Y). The variables used are latent variables that cannot be measured directly, except using manifest variables or indicators. In the case of customer satisfaction who does not have a measuring instrument, an indicator is used as a measuring tool. The purpose of this study is to apply the Partial Least Square method to consumer satisfaction using Gojek's Online ojek transportation services. The results of this method as a whole have a significant effect, but there is one variable that does not have an effect, namely reliability, and the variable that can have the greatest influence is empathy. Abstrak. Salah satu pendekatan baru yang diperkenalkan oleh Herman Wold, adalah Partial Least Square (PLS) yang sering disebut sebagai soft modelling. PLS merupakan metode analisis yang powerfull karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. PLS tidak memerlukan asumsi normal multivariat, dapat digunakan di semua skala pengukuran dan ukuran sampel tidak harus besar. PLS digunakan untuk melihat pengaruh dan besarnya pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Variabel yang digunakan merupakan variabel laten yang tidak dapat diukur secara langsung, kecuali menggunakan variabel manifes atau indikator. Dalam hal kepuasan konsumen yang tidak memiliki alat ukur, maka digunakanlah indikator sebagai alat ukurnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengaplikasikan metode Partial Least Square pada kepuasan konsumen pengguna jasa transportasi ojek Online milik Gojek.Penelitian ini menghasilkan keberpengaruhan dan besarnya pengaruh dari variabel tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan empathy terhadap kepuasan konsumen pengguna ojek Online milik Gojek. Hasil dari metode ini secara keseluruhan memberikan pengaruh yang signifikan, tetapi ada satu variabel yang tidak memberikan pengaruh yaitu reliability, serta variabel yang dapat memberikan pengaruh paling besar adalah empathy.
Abstract. West Kalimantan is a province that actively supports the 2021 developing village index (IDM). Based on the 2021 West Kalimantan IDM data, the constituent indexes have various values and there are certain patterns. Therefore, clustering method is needed to determine groups/clusters consisting of several villages. By considering the Gaussian Mixture Model method using the expectation maximization algorithm. The purpose of this study was to determine the optimal number of clusters, and to find out the results of clustering on IDM West Kalimantan 2021 data by applying the Gaussian Mixture Model.The results of the study obtained that the optimal number of clusters was K=7, with a BIC value of 9979.939 and p-value BLRT is 0.498. Meanwhile, the results of the clustering are: (1) cluster 1 there were 436 villages with advanced social security status, very lagging economic resilience, independent environmental resilience; (2) cluster 2 there are 854 villages with advanced social security status, lagging economic resilience, developing environmental resilience; (3) cluster 3 there are 455 villages with independent social and environmental resilience status, advanced economic resilience; (4) cluster 4 contains 66 villages with independent social and economic resilience status, developing environmental resilience; (5) cluster 5 there are 106 villages with developing social and environmental resilience status, economic resilience is very lagging; (6) cluster 6 there are 64 villages with advanced social security status, lagging economic resilience, very lagging environmental resilience; (7) cluster 7 there are 50 villages with developing social security status, very lagging economic resilience, advanced environmental resilience. Abstrak. Kalimantan Barat merupakan provinsi yang aktif mendukung indeks desa membangun (IDM) 2021. Berdasarkan data IDM Kalimantan Barat 2021, indeks penyusun memiliki nilai yang beragam dan terdapat pola tertentu. Sehingga diperlukan metode klasterisasi untuk menentukan kelompok/klaster yang terdiri dari beberapa desa. Dengan pertimbangan metode Gaussian Mixture Model menggunakan penduga algoritme expectation maximization. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah klaster optimal, dan mengetahui hasil klasterisasi pada data IDM Kalimantan Barat 2021 dengan menerapkan Gaussian Mixture Model. Adapun hasil penelitian diperoleh jumlah klaster optimal K=7, dengan nilai BIC sebesar 9979,939 dan p-value BLRT sebesar 0,498. Sedangkan untuk hasil klasterisasinya, yaitu: (1) klaster 1 terdapat 436 desa dengan status ketahanan sosial maju, ketahanan ekonomi sangat tertinggal, ketahanan lingkungan mandiri; (2) klaster 2 terdapat 854 desa dengan status ketahanan sosial maju, ketahanan ekonomi tertinggal, ketahanan lingkungan berkembang; (3) klaster 3 terdapat 455 desa dengan status ketahanan sosial dan lingkungan mandiri, ketahanan ekonomi maju; (4) klaster 4 terdapat 66 desa dengan status ketahanan sosial dan ekonomi mandiri, ketahanan lingkungan berkembang; (5) klaster 5 terdapat 106 desa dengan status ketahanan sosial dan lingkungan berkembang, ketahanan ekonomi sangat tertinggal; (6) klaster 6 terdapat 64 desa dengan status ketahanan sosial maju, ketahanan ekonomi tertinggal, ketahanan lingkungan sangat tertinggal; (7) klaster 7 terdapat 50 desa dengan status ketahanan sosial berkembang, ketahanan ekonomi sangat tertinggal, ketahanan lingkungan maju.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.