Professional competence and infrastructure are still classic problems that have not been entirely resolved. This study has the aim of analyzing infrastructure as an intervening variable (Y1). The exogenous variable (X1) is professional competence, and the endogenous variable (Y2) is education quality. This research method uses a type of quantitative research with explanatory research methods. The number of samples in this study was 140 people, who were selected using the census method. The results of the hypothesis test showed that teacher professional competence directly affects the quality of education, infrastructure directly affects the quality of education, and infrastructure can mediate the effect of teacher professional competence on education quality.
Munculnya PP nomor 55 tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan yang mengharuskan lembaga pendidikan diniyah yang dalam sejarahnya senantiasa independen dan telah banyak berkontribusi terhadap bangsa dan negara untuk memasukkan kontens mata pelajaran umum dalam sistem pendidikannya. Kekhawatiran bahwa madrasah diniyah akan kehilangan kekhasan dan jati dirinya setelah berlakunya peraturan pemerintah tersebut hendaknya dijawab dengan menyambut baik niat pemerintah tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan madrasah yang masih terkesan statis dan apa adanya. PP tersebut hendaknya dijadikan sebagai pemicu untuk meningkatkan daya saing pendidikan pesantren dan pendidikan diniyah, setara dengan pendidikan lainnya dalam membina putra-putri bangsa, tentu pembacaan terhadap peraturan pemerintah tersebut tidak lantas menghilangkan kekhasan dari kedua lembaga pendidikan tersebut. Dengan terbitnya PP No. 55, setidaknya ada tiga keuntungan yang akan diperoleh madrasah diniyah di pesantren jika sudah terstandar. Pertama, dengan adanya pendidikan diniyah yang terakreditasi, energy pesantren yang mengelola pendidikan formal lebih terfokus sehingga outputnya pun diharapkan bisa lebih berkualitas dari sebelumnya yang lebih menguras energi dan bahkan mungkin dana. Kedua, dalam rangka juga untuk mengakomodasi kepentingan santri pada masa mendatang, suatu saat para santri membutuhkan ijazah formal. Sehingga standarisasi madrasah diniyah menjadi sebuah keniscayaan, sehingga nanti alumninya bisa diterima di dunia kerja. Ketiga, sebagai upaya untuk mengembalikan pesantren ke fungsi semula, di masa lalu pesantren lebih banyak mengajarkan ilmu pengetahuan agama dibandingkan pengetahuan umum.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode outdoor study dalam meningkatkan hasil belajar IPA Kelas IV di MI Negeri 2 Aceh Tengah. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Adapun menjadi objek dalam penelitian PTK ini adalah siswa kelas 4 MI Negeri 2 dengan jumlah 27 orang siswa yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi. Teknik analisa data menggunakan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan metode Outdoor Study terjadi suasana menyenangkan sehingga hasil belajar siswa meningkat, yaitu dari siklus I, siklus II dan siklus III terdapat peningkatan, pada siklus I jumlah siswa yang mendapat nilai tuntas adalah 9 orang siswa atau 33,3%, nilai tidak tuntas pada siklus I adalah 18 orang siswa atau 66,67%, siklus II terjadi nilai tuntas yaitu 15 orang siswa atau 55,6%, nilai tidak tuntas yaitu 12 orang siswa atau 55,6%. Sedangkan pada siklus III terjadi peningkatan nilai tuntas yaitu menjadi 25 orang siswa atau 92,6%. Disimpulkan bahwa metode Outdoor Study dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode HOTS terhadap hasil belajar matematika. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dokumentasi dengan menggunakan soal berbasis pemecahan masalah (problem based learning), dan juga wawancara langsung dengan guru kelas. Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian eksperimen, dengan pendekatan kuantitatif dan design penelitian eksperimen one grup dengan hasil pre-test dan post-tes dengan berusaha menggambarkan pengaruh metode HOTS terhadap hasil belajar pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 12 Bebesen. Subjek penelitian ini berjumlah 20 orang. Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode HOTS lebih berpengaruh meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan tidak diberikan metode belajar HOTS. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 12 Bebesen adalah: Faktor internal (minat dan kondisi fisik dan kesehatan), faktor eksternal (guru profesional, media pembelajaran, orang tua dan lingkungan). Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa menunjukkan mean atau rata-rata pre test pembelajaran siswa tanpa menerapkan metode HOTS nilainya 59,50, sementara nilai post test siswa dengan menerapkan metode pembelajaran HOTS nilainya adalah 73,50.
Desain Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Terpadu Bunayya menggunakan target hafalan yang di susun oleh Koordinator Al-Qur’an bersama guru tahfizh berdasarkan target hafalan santri yang telah ditentukan saat rapat kerja (RAKER) pimpinan awal tahun ajaran baru. Koordinator Al-Qur’an bersama tim menentukan model pembelajaran tahfizd yang akan dilaksanakan diantaranya Tahsin, Talaqqi, Ziadah, setoran, murajaah, tasmi’, karantina Qur’an dan Wisuda Qur’an. Koordinator Al-Qur’an menentukan langkah-langkah pembelajaran yang harus diimplementasikan oleh guru Al-qur’an dalam pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Terpadu Bunayya dilakasanakan empat kali tatap muka setiap hari. Pelaksanaannya dimulai dengan kegiatan pembuka (salam, mengondisikan santri, membaca doa dan murajaah satu surah pendek), Kegiatan Inti (Tahsin, Tahfidz, Setoran, muraja’ah atau Tasmi’) dan Kegiatan Penutup (Penilaian dan Doa). Penilaian pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an yang dilakukan di Pondok Pesantren Terpadu Bunayya dengan sistem setoran hafalan dan tasmi’, bentuk penilaian harian, Mingguan, Bulanan dan Semesteran. Aspek yang dinilai adalah kefashihan, kelancaran hafalan dan capaian hafalan. Dan dilakukan pelaporan secara tertulis capaian hafalan santri kepada pimpinan pesantren dan orang tua santri melalui group whatsapp. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Tahfidz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Terpadu Bunayya terdiri dari 3 faktor yaitu faktor santri, faktor pendidik dan faktor ekternal (keluarga dan lingkungan, semua kendala dapat teratasi berkat terjalinnya kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.