Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai potensi. Salah satu potensi yang dimiliki indonesia yaitu sebagai salah satu negara penghasil virgin coconut oil (VCO) yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku sabun mandi cair. VCO memiliki banyak manfaat bagi kesehatan kulit maka dari itu sangat cocok digunakan dalam pembuatan sabun mandi cair. Pembuatan sabun mandi cair dari VCO memiliki potensi untuk dikembangkan pada industri berskala besar. Sehingga perlunya pendirian pabrik Sabun dari VCO guna memenuhi kebutuhan manusia dalam penggunaan sabun yang terus meningkat, dikarenakan kesadaran dalam perilaku hidup sehat sekarang ini. Pabrik akan didirikan memiliki kapasitas 750 ton/tahun diharapkan mampu memenuhi dari kebutuhan pasar. Berdasarkan evaluasi ekonomi pabrik ini, keuntungan kotor didapatkan sebesar Rp. 12.277.766.231-/tahun, keuntungan bersih didapatkan sebesar Rp.7.366.659.739,-/tahun, Nilai BEP dihasilkan sebesar 53%/tahun, Return On Investment sebelum pajak dihasilkan sebesar 38%/tahun dan setelah pajak sebesar 23%/tahun, Pay Out Time diperoleh sebesar 4 tahun dan Shut Down Point pabrik ini berada pada angka 39%. Hasil evaluasi ekonomi ini menunjukkan bahwa pabrik sabun mandi cair dari VCO ini layak untuk didirikan.
Pengolahan air limbah merupakan proses mengolah air buangan yang sudah tidak terpakai untuk dapat dikembalikan ke siklus air di lingkungan. Unit Waste Water Treatment Plant (WWTP) PT. Indonesia Power digunakan untuk mengolah air limbah yang berasal dari berbagai sumber salah satunya yaitu HRSG Sump Pit. Buangan air limbah yang berasal dari HRSG Sump Pit memiliki kandungan fosfat dikarenakan adanya penambahan fosfat pada unit sebelumnya yang bertujuan sebagai inhibitor proses korosi. Karakteristik limbah cair dapat ditentukan dari beberapa parameter diantaranya nilai pH, optical density (OD), dan kadar fosfat. Pengolahan air limbah dilakukan agar limbah cair yang dihasilkan dapat memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan sebelum dibuang ke lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan mengaplikasikan reaksi fotokatalisis berbasis katalis TiO2/karbon aktif pada berbagai komposisi katalis dan durasi penyinaran. Proses fotokatalisis dilakukan dengan penambahan katalis pada perbandingan komposisi TiO2/karbon aktif 10:1, 5:1, 3:1 dan 2:1. Sedangkan lama waktu penyinaran 3, 4, 5, dan 6 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH terendah sesuai baku mutu yaitu 8,13 dan penurunan kadar fosfat sebesar 70,12% mampu dicapai pada komposisi katalis TiO2/karbon aktif 3:1 dengan durasi penyinaran 5 jam. Penurunan OD tertinggi dicapai pada kondisi perbandingan komposisi katalis TiO2/karbon aktif 10:1 dan durasi penyinaran 6 jam yaitu sebesar 98,86%.Water treatment is the process of treating water discharges that are not used to be discarded into the environment. Wastewater Treatment Unit Plant (WWTP) of PT. Indonesia Power is used to treat wastewater coming from several sources, one of which is HRSG Sump Pit. Wastewater from the HRSG Pit contains phosphate which is related to the phosphate addition in the previous unit which is needed as an inhibitor of corrosion process. The characteristics of liquid waste can be determined from several parameters such as pH value, optical density (OD), and phosphate content. Wastewater treatment is carried out to obtain liquid waste which comply to the quality standards before being discarded into the environment. This research was carried out by applying the photocatalysis reaction based on catalyst TiO2-activated carbon with various catalyst compositions and irradiation duration. The process of photocatalysis was carried out by adding catalysts to the ratio of the composition of TiO2 / activated carbon 10:1, 5:1, 3:1 and 2:1. While the irradiation time is 3, 4, 5 and 6 hours. The results show that the lowest pH according to quality standards was 8.13 and a reduction in phosphate content of 70.12% was achieved in the 3: 1 TiO2/activated carbon catalyst composition with a 5-hour irradiation duration. The highest OD reduction was achieved under the condition ratio of catalyst composition of TiO2/activated carbon 10:1 and the irradiation duration of 6 hours that was equal to 98.86%.
Surfaktan merupakan surface active agent yang banyak diaplikasikan dalam bidang industri kimia berkaitan dengan kemampuannya menstabilkan emulsi antara fasa minyak dan fasa air. Surfaktan berbasis minyak nabati merupakan pengembangan teknologi di bidang surfaktan yang selama ini didominasi oleh surfaktan berbahan baku minyak bumi. Metil ester sulfonat (MES) adalah surfaktan anionik yang dihasilkan melalui reaksi antara metil ester asam lemak dengan agen pensulfonasi atau yang lebih dikenal dengan reaksi sulfonasi. MES mengalami proses lanjutan yang disebut dengan reaksi metanolisis dan netralisasi. Penelitian ini mempelajari pengaruh rasio mol reaktan, waktu reaksi dan suhu reaksi terhadap yield MES pada reaksi metanolisis. Yield MES tertinggi yaitu 49,71% dicapai pada suhu reaksi 120°C, waktu reaksi 120 menit dan rasio mol MES terhadap metanol 1:3. Konstanta laju reaksi metanolisis ditentukan dengan mereaksikan reaktan di dalam reaktor batch berpengaduk pada kondisi operasi tersebut.Surfactant is a surface active agent which is widely applied in chemical industry related to its ability to stabilize the emulsion between the oil phase and the water phase. Surfactant-based on vegetable oil is a technology developed in the field of surfactant which has been dominated by surfactants made from petroleum. Methyl ester sulfonate (MES) is an anionic surfactant produced by the reaction between fatty acid methyl ester with a sulfonating agent or called as sulfonation reaction. MES undergoes an advanced process called methanolysis and neutralization reactions. This study investigated the effect of reactant molar ratio, reaction time and reaction temperature on MES yield on methanolysis reaction. The highest MES yield of 49.71% was achieved at a reaction temperature of 120°C, the reaction time of 120 minutes and the molar ratio between MES and methanol of 1:3. The rate constants of methanolysis reactions are determined by reacting the reactants in the stirred batch reactor under those operating conditions.
Peningkatan kebutuhan energi terutama bahan bakar minyak yang tidak diimbangi dengan ketersediaan sumber energi tak terbarukan akan mengakibatkan kelangkaan energi. Pembuatan bahan bakar terbarukan merupakan solusi untuk mengatasi kelangkaan tersebut, salah satunya bioetanol. Biomassa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan bahan baku yang cocok untuk pembuatan bioetanol karena jumlahnya yang melimpah dan mengandung lignoselulosa. Bioetanol dapat diperoleh melalui proses fermentasi dengan metode yang digunakan adalah Fed Batch Simultaneous Saccharification Fermentation. Pretreatment berupa size reduction dan delignifikasi direkomendasikan sebelum proses hidrolisis enzimatik dan fermentasi secara serentak. Metode pengumpanan Fed Batch pada High Total Solid Loading (HTSL) direkomendasikan sebagai strategi pengumpanan pada proses hidrolisis enzimatik dengan jumlah frekuensi yang tinggi memberikan hasil kadar etanol lebih tinggi.The enhancement of energy needs, especially fuel, that is not complemented by the availability of non-renewable energy sources, would affect the deficient of energy. The production of renewable fuel such as bioethanol is a solution to overcome that deficiency. One of the substrates that are appropriate to be processed into bioethanol is Oil Palm Empty Fruit Bunch (OPEFB) because of abundant and lignocellulosic biomass. Bioethanol can be produced through the fermentation process by Fed-Batch Simultaneous Saccharification Fermentation method. Size reduction and delignification for pretreatment are recommended before the simultaneous enzymatic hydrolysis process and fermentation. Using the fed-batch as a feeding method of High Total Solid Loading (HTSL) is recommended for feeding strategy in hydrolysis enzymatic process with high frequency that can produce a higher yield of ethanol.
Karena memiliki khasiat seperti analgesik, minyak cengkeh biasa digunakan sebagai obat, antibakteri, antioksidan, dan antimikroba. Kemungkinan enkapsulasi minyak cengkeh sebagai makrokapsul padat dipelajari dengan pembuatan makrokapsul Ca-Alginate-Gelatine. Variabel proses yang digunakan adalah variasi konsentrasi alginat 1% dan 1,5% b / v, dan perbandingan massa antara alginat-gelatin divariasikan antara 1: 4, 1: 6, dan 1: 8 w /w. Selain itu, variasi konsentrasi CaCl2 (10%, 20% dan 30% w / v) sebagai cross-linking agent pembentukan kompleks Ca-Alginate juga digunakan sebagai variabel proses. Peningkatan konsentrasi alginat, gelatin dan CaCl2 nampaknya menurunkan efisiensi enkapsulasi karena terbatasnya volume ruang bebas yang terbentuk pada matriks Ca-Alginat-Gelatin. Efisiensi enkapsulasi tertinggi (93,08%) diperoleh pada penggunaan Alginat 1% w / v, dengan perbandingan alginat dengan gelatin 1: 4 dan ikatan silang dalam larutan CaCl2 10% w / v selama 15 menit.Owing to the properties such as analgesic, clove oil is commonly used as medicine, antibacterial, antioxidant, and antimicrobial drugs. The possibility of clove oil encapsulation as a solid macrocapsule was studied by making Ca-Alginate-Gelatine macrocapsules. The process variables used were variations in Alginate concentration of 1% and 1.5% w/v, and the mass ratio between alginate-gelatine was varied between 1: 4, 1: 6, and 1: 8 w/w. In addition, variations in the concentration of CaCl2 (10%, 20% and 30% w/v) as a cross-linking agent for the formation of Ca-Alginate complexes were also used as process variables. The increase of alginate, gelatine and CaCl2 concentration seems to decreased the encapsulation efficiency because of the limitation of the free space volume formed in the Ca-Alginate-Gelatine matrix. The highest encapsulation efficiency (93.08%) was obtained in the use of Alginate 1% w/v, with a ratio of alginate to gelatine 1: 4 and cross-linking in a 10% w/v CaCl2 solution for 15 minutes.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.