Berdasarkan observasi awal, pelaksanaan gerakan literasi sekolah (GLS) belum melibatkan media teknologi informasi. Padahal, era revolusi industri 4.0 menuntut masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan segala pekembangan, salah satunya melalui penggunaan media digital. Oleh karena itu, tim pengabdi bertujuan melakukan pengabdian pendampingan pemanfaatan infografis dalam kegiatan literasi membaca sebagai jawaban tuntutan zaman tersebut. Pengabdian ini dilaksanakan di SMK Katolik Kefamenanu. Kegiatan ini meliputi tiga tahapan besar yakni 1) memperkenalkan, menjelaskan, dan mempraktikan desain infografis; 2) meminta peserta didik untuk membaca keunggulan objek Indonesia di Wikipedia, dan 3) melaporkan hasil baca melalui desain infografis. Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan infografis dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas peserta didik dalam kegiatan literasi membaca. Motivasi dan kreativitas peserta didik dapat diidentifikasi dari tingkat aktivitas peserta didik yang tinggi dan kemampuan berkreasi memilih fitur-fitur menarik dalam templat infografis yang sesuai keinginan peserta didik. Dengan demikian infografis ini dapat direkomendasikan untuk diterapkan dalam literasi membaca sebagai bagian dari GLS.
This reseacrh contains: (1) morphosyntax and semantic-syntax classification of clitic verb and (2) shape of clitic verb in Lamaholot language Lewokluok dialect (BLDL). In morphosyntax clitic verb on BLDL only consist of action verbs and process-action verb and syntactically is a transitive verb (V. trans+action). In addition, proclitic verbs on BLDL also have a semantic features action but syntactically is an intransitive verb (V. intrans+action). BLDL does not have proclitic verb which is syntactically ditranstive category. While the enclitic verbs on BLDL consists of action verbs, motion verbs), and cognition verbs, and semantic-syntactically is a verb that has semantic features action and process, but generally enclitic verb on BLDL is syntactically intransitive category. Based on its form, BLDL’s verb consist of (1) verbs that cannot stand alone (bound root morpheme) that must be attached to proclitic; and (2) verbs that can stand alone (free root morpheme) and can attach themselves to clitic. In addition, BLDL verb forms also can appear as (3) verbs that can stand alone, without experiencing any process-called simple verb; (4) The verb that has serialization structure or serial verbs. Tulisan ini berisi tentang (1) klasifikasi verba berklitik secara morfosintaksis dan semantis-sintaksis dalam bahasa Lamaholot dialek Lewokluok (BLDL); (2) bentuk verba berklitik dalam BLDL. Secara morfosintaksis verba berproklitik pada BLDL hanya terdiri atas verba aksi (actions) dan verba aksi-proses (action-process) dan secara sintaksis merupakan verba transitif (V. trans+aksi). Selain itu, verba berproklitik pada BLDL juga memiliki ciri semantis tindakan namun secara sintaksis merupakan verba intransitif (V. intrans+aksi). BLDL tidak memiliki verba berproklitik yang secara sintaksis berupa dwitransitif. Sedangkan pada verba berenklitik pada BLDL terdiri atas verba aksi (actions), verba gerakan (motion), dan verba kognisi, dan secara semantis-sintaksis merupakan verba yang memiliki ciri semantis tindakan (actions) dan proses. Namun, umumnya secara sintaksis verba berenklitik pada BLDL berkategori verba intransitif. Verba BLDL ditinjau dari segi bentuk terdiri atas (1) verba yang tidak dapat berdiri sendiri (bound root morpheme) sehingga wajib mendapat bentuk klitik, dan dalam penelitian ini peneliti menyebutnya sebagai verba berprolitik; dan (2) verba yang dapat berdiri sendiri (free root morpheme) dan bisa melekatkan diri pada klitik. Selain itu, bentuk verba BLDL juga dapat tampil menjadi (3) verba yang dapat berdiri sendiri, tanpa mengalami proses apapun atau disebut dengan verba sederhana; (4) verba yang memiliki struktur serialisasi atau verba serial.
Berdasarkan observasi awal, pelaksanaan gerakan literasi sekolah (GLS) belum melibatkan media teknologi informasi. Padahal, era revolusi industri 4.0 menuntut masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan segala pekembangan, salah satunya melalui penggunaan media digital. Oleh karena itu, tim pengabdi bertujuan melakukan pengabdian pendampingan pemanfaatan infografis dalam kegiatan literasi membaca sebagai jawaban tuntutan zaman tersebut. Pengabdian ini dilaksanakan di SMK Katolik Kefamenanu. Kegiatan ini meliputi tiga tahapan besar yakni 1) memperkenalkan, menjelaskan, dan mempraktikan desain infografis; 2) meminta peserta didik untuk membaca keunggulan objek Indonesia di Wikipedia, dan 3) melaporkan hasil baca melalui desain infografis. Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan infografis dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas peserta didik dalam kegiatan literasi membaca. Motivasi dan kreativitas peserta didik dapat diidentifikasi dari tingkat aktivitas peserta didik yang tinggi dan kemampuan berkreasi memilih fitur-fitur menarik dalam templat infografis yang sesuai keinginan peserta didik. Dengan demikian infografis ini dapat direkomendasikan untuk diterapkan dalam literasi membaca sebagai bagian dari GLS.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.