Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan media pembelajaran Power Point melalui aplikasi Google Meet terhadap proses pembelajaran online terhadap hasil belajar siswa kelas IV C di SDN Pisangan 01 Tangerang Selatan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Desain metode eksperimen yang dipilih dalam penelitian ini adalah True Experimental Design dengan tipe Posttest-Only Control Design. Data diperoleh dengan tes tertulis berupa soal dan dokumentasi. Analisis perhitungan statistik menggunakan uji-t melalui program SPSS 20 for Windows menggunakan Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians homogen (equal variance asumsi) dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sig. (2-tailed) adalah 0,001 < dari 0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penerapan media pembelajaran power point melalui aplikasi google meet lebih unggul daripada diskusi melalui chat room di Grup WhatsApp. Hal ini terlihat dari perolehan nilai rata-rata untuk kelompok eksperimen sebesar 81,8 dan pada kelompok kontrol sebesar 45,3. Perbedaan yang signifikan ini tentunya juga didukung oleh faktor lain seperti peran orang tua dalam membimbing siswa belajar di rumah dan tersedianya fasilitas yang mendukung siswa dalam pembelajaran online.
This study was conducted to implementa holistic approach to language (whole language approach) as the development of early language learning model of children aged 5-6 years in Non-Formal early childhood. As commonly known, ordinary people generally narrows aspects of language learning on only one small part of language development include reading and writing. On the other hand, the whole language approach has not been widely known specially applied nearly language learning in early childhood Non-Formal, but if implemented correctly and consistently, this approach is able to foster interest in literacy children naturally and fun. Whole language has been implemented nearly childhood language learning in developed countries that have a high interest in literacy. This study used action research methods by giving the action in each cycle from planning, action, observation, and reflection. This research was carried out in Non-Formal Childhood Education Mawar in South Tangerang January to July 2014. The subjects of this study consisted of 10 children aged 5-6 years were selected based on the observation of pre-cycle. The results of observations processed through data analysis techniques with descriptive statistics, namely to find the percentage and the average value of the initial improvements in language skills acquired through observation, interviews and discussions, as well as document review. The results showed that the implementation of the whole language approach that include simmertion, demonstration, expectation, responsibility, employment, approximation, feedback can improve early reading skills of young children. Based on pre-cycle observations initially beginning literacy percentage of 30.25% is still a child. In the first cycle after the action as much as7 times the meeting obtained by an increase in the percentage amounted to 85.50%. Based on these data showed an increase in the percentage of literacy of the observation of pre-cycle by 55.25%.The implications of this study are expected to approach whole language can be used as the development of early language learning model early childhood 5-6 years in Non-Formal early childhood, because it is natural and fun and developmentally age children. Penelitian ini dilakukan untuk mengimplementasikan pendekatan bahasa holistik (whole language approach) sebagai pengembangan model pembelajaran berbahasa awal anak usia 5-6 tahun di PAUD Non Formal. Sebagaimana lazim diketahui, masyarakat awam umumnya menyempitkan aspek pembelajaran berbahasa hanya pada salah satu bagian kecil perkembangan bahasa meliputi membaca dan menulis. Di sisi lain, pendekatan whole language belum banyak diketahui apalagi diterapkan di dalam pembelajaran berbahasa awal anak usia dini di PAUD Non Formal, padahal apabila diimplementasikan secara benar dan konsisten pendekatan ini mampu menumbuhkan minat literasi (keaksaraan) anak secara alamiah dan menyenangkan. Whole language telah diterapkan dalam pembelajaran berbahasa anak usia dini di negara-negara maju yang memiliki minat literasi tinggi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) dengan memberikan tindakan pada setiap siklus mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Non Formal Mawar Tangerang Selatan pada bulan Januari sampai Juli 2014. Subyek penelitian ini terdiri dari 10 orang anak usia 5-6 tahun yang dipilih berdasar hasil observasi pra siklus. Hasil observasi diolah melalui tekhnik analisis data dengan statistik deskriptif, yaitu mencari persentase dan nilai rata-rata peningkatan kemampuan berbahasa awal yang diperoleh melalui observasi, interview dan diskusi, serta kajian dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pendekatan whole language yang meliputi immertion, demonstration, expectation, responsibility, employment, approximation, and feedbackdapat meningkatkan kemampuan membaca awal anak usia dini. Berdasarkan observasi pada pra siklus pada awalnya persentase kemampuan membaca permulaan anak masih sebesar 30,25%. Pada siklus I setelah dilakukan tindakan sebanyak 7 kali pertemuan diperoleh peningkatan persentase menjadi sebesar 85,50%. Berdasarkan data tersebut menunjukkan peningkatan persentase kemampuan membaca dari hasil observasi pra siklus sebesar 55,25%. Implikasi dari penelitian ini diharapkan pendekatan whole language dapat dijadikan sebagai pengembangan model pembelajaran berbahasa awal anak usia dini 5-6 tahun di PAUD Non Formal, karena sifatnya yang alamiah dan menyenangkan serta seusia dengan tahapan perkembangan anak.
Banyak guru PAUD yang belum memahami manfaat penyajian pembelajaran melalui perangkat IT khususnya para guru PAUD di wilayah Sukabumi Jawa Barat, terutama hal-hal yang berkaitan bagaimana cara untuk memperoleh program-program yang tepat dan baik untuk digunakan sebagai media pembelajaran digital dengan biaya yang murah dan mudah. Berdasarkan hal tersebut maka pelatihan literasi digital untuk guru PAUD di wilayah Sukabumi Jawa Barat sangat diperlukan, agar guru terampil memperoleh dan memanfaatkan program-program pembelajaran berbasis teknologi digital serta menerapkannya di setiap pembelajaran. Pelatihan literasi digital yang dimaksud adalah bagaimana guru memanfaatkan situs pembelajaran melalui aplikasi play store pada hand phone android untuk memperoleh free books dan men-download berbagai materi atau media pembelajaran dengan youtube. Subjek sasaran kegiatan adalah 18 orang guru PAUD se-kota Sukabumi dan mahasiswa PGPAUD di Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI). Penentuan sasaran merupakan hasil kajian kebutuhan di tengah masyarakat Sukabumi yang belum memahami pemanfaatan dan penggunaan perangkat pembelajaran IT yang murah dan mudah dari aplikasi di playstore dan youtube HP android atau laptop yang dimilikinya, untuk lebih menarik minat belajar literasi anak. Melalui subjek sasaran kegiatan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan cara meningkatkan literasi pada anak usia dini melalui program-program digital, diharapkan guru PAUD menjadi agen perubahan yang modern dan berkeunggulan di tengah masyarakat.
Budaya keaksaraan adalah sesuatu yang lebih luas dan lebih penting daripada sekedar keterampilan teknis membaca dan menulis, melainkan mencangkup kemampuan, minat, kegemaran kebiasaan dan kebutuhan membaca dan menulis yang memola dan berakar dalam kehidupan sehari-hari. Rumah dapat menjadi tempat bermain bahasa yang menyenangkan. Dari halaman depan hingga seluruh bagian rumah seperti ruang tamu, kamar tidur, kamar makan, ruang keluarga hingga dapur dan kamar mandi sebenarnya menyediakan beragam sumber belajar yang dapat dipergunakan sebagai media bermain bahasa. Namun memang belum semua orangtua mengetahui dan memahami hal ini. Kegiatan ini ini dilakukan agar orangtua mengetahui, memahami dan berdaya serta memiliki keterampilan mendampingi anak mengembangkan bahasa di rumah dalam bentuk pelatihan parenting bermain bahasa dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia di rumah dan merancang berbagai kegiatan berbahasa yang alamiah dan menyenangkan. Beberapa kegiatan yang disarankan antara lain membacakan buku (read aload) dan penyediaan pojok buku serta environmental print dengan menggunakan bahan tercetak yang tersedia di rumah serta e-book yang tersedia di Aplikasi Let’s Read. Orangtua juga didorong untuk menjadi role model atau uswah hasanah sebagai pembaca buku yang baik dan konsisten, memberikan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan agar anak mengkaitkan kegiatan berbahasa dengan sesuatu yang menyenangkan dan menggairahkan sehingga tumbuh motivasi intrinsik anak.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.