<p><strong>Pendahuluan: </strong>Prevalensi diabetes melitus (DM) secara global terus meningkat hingga menjadi 3 kali lipat pada tahun 2030. Volume kejadian yang tinggi tentu saja diikuti dengan beban biaya yang tinggi pula. Terapi DM tipe 2 saat ini hanya mencegah progresifitas DM tipe 2 dan mencegah komplikasi yang lebih parah. Salah satu inti tatalaksana DM tipe adalah edukasi ke penderita DM tipe 2 untuk menjaga kadar gula darah, bagaimana diet yang baik, dan agar rutin selalu minum obat DM. Pengabdian yang dilakukan adalah dengan mengadakan penyuluhan dan edukasi Diabetes untuk meningkatkan pengetahuan penderita DM tipe 2, membuat buku Panduan minum obat bagi penderita DM tipe 2, pemberian alat pemeriksaan gula darah, dan pemberian jarum insulin pada penderita DM tipe 2.</p><p><strong>Metode: </strong>Langkah pengabdian yang akan dilakukan meliputi pengumpulan bahan dan materi, perencanaan, dan kegiatan inti.  Penyuluhan dan edukasi sebagai acara inti akan dilakukan pada tanggal 22 April 2022 dengan materi: mengenal DM tipe 2 dan gejalanya, mengenal obat-obatan DM tipe 2, olahraga dan aktifitas fisik pada DM tipe 2, komplikasi pada DM tipe 2.</p><p><strong>Hasil dan pembahasan: </strong>Evaluasi kegiatan menggunakan kuesioner kepuasan kegiatan. Semua responden menyatakan puas terhada isi materi penyuluhan.</p><p><strong>Kesimpulan: </strong>Pengabdian sudah terlaksana dengan baik, masyarakan penderita DM tipe 2 yang menjalani pelatihan mendapatkan penurunan gejala komplikasi DM tipe 2.</p>

The high prevalence of dementia that impairs verbal fluency has been a global source of concern. As a result, strategies for preserving or improving verbal fluency in the elderly are required. A neuroplasticity-based reading program has been shown to improve verbal fluency. This study aims to ascertain whether reading the Holy Qur'an has an effect on an older adult's ability to communicate fluently. It is an experimental study with a quasi-experimental design with pretest-posttest control groups. This study sampled 22 elderly individuals with the following criteria: age greater than 60 years, ability to speak and read the Holy Qur'an, a Mini-Mental State Examination (MMSE) score greater than 24, absence of psychiatric disorders, absence of head trauma, and absence of neurological disease. The intervention group read the Quran for two weeks, while the control group did not. Both groups were measured for Verbal fluency at the beginning and after the intervention. There were significant differences in post-test phonemic scores between the control group (CG) and the intervention group (IG) (p=0.019). Meanwhile, there was no significant difference in semantic score in all groups (p0.852). Reading the Holy Qur’an activity intervention for two weeks affected verbal fluency in the elderly by increasing phonemic but not semantic scores.

Pendahuluan: Setiap tahun, angka terjadinya kecelakaan lalu lintas selalu mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan tingkat mobilisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ciri-ciri luka pada korban mati akibat kecelakaan lalu lintas yang ditangani Instalasi Forensik RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dari data Visum et Repertum di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Teknik sampling pada penelitian ini adalah total sampling yaitu seluruh Visum et Repertum sejak Januari 2016  - Desember 2020. Hasil: Dari data Visum et Repertum pada tahun 2016 – 2020 didapatkan sebanyak 99 kasus forensik patologi kecelakaan lalu lintas dengan ciri-ciri luka sebagai berikut: (1) Lokasi luka yang paling banyak ditemukan yaitu di kepala dan ekstremitas bawah dengan jumlah yang sama masing-masing sebanyak 89,89%; (2) Jenis luka yang paling sering ditemukan adalah jenis luka terbuka sebanyak 94,94%; (3) Dasar luka paling banyak yaitu dasar luka tulang sebanyak 43,43%; (4) Tepi luka rata didapatkan sebanyak 6,06% dan tepi luka tidak rata sebanyak 14,14%; (5) Adanya patah tulang didapatkan sebanyak 41,41%. Kesimpulan: Lokasi luka paling banyak terdapat di kepala dan ekstremitas bawah, jenis luka yang paling sering ditemukan adalah luka terbuka, dasar luka paling banyak adalah dasar luka tulang, tepi luka paling banyak adalah tepi luka tidak rata, dan lebih banyak kasus yang tidak terdapat adanya penjelasan mengenai patah tulang.

Introduction: Diversity of trauma cases that occur in society. Descriptive research is needed regarding the results of the analysis and prevalence of trauma cases in the emergency room of UNS Hospital which is carried out by ver examination. The results of this study are expected to provide basic data related to forensic emergency room trauma cases in the Surakarta region.Methods: This study is an observational descriptive study. The study used VER record data at the IGD of UNS Hospital from 2017 until 2021. The population of this study is all cases of forensic trauma in the emergency room of UNS Hospital which was carried out by VER examination in 2017-2021.Results: Trauma cases in the emergency room of UNS Hospital conducted by VER examination in 2017-2021 totaled 41 cases, namely trauma by humans the most was persecution at 51.2%. The bluntest mechanical trauma was bruising at 32.2%. Sharp mechanical trauma at 2.5%, Trauma Physics at 2.5%. Conclusion:Trauma cases in the emergency room of UNS Hospital conducted VER examination in 2017-2021 with the most human trauma data being persecution, and the bluntest mechanical trauma is bruised.

Differences in the demographic characteristics of victims who underwent a clinical visum. It is necessary to conduct a descriptive study related to the demographic description of victims with clinical visum, which has been carried out at UNS Hospital for the past 4 years. The result of this study is expected to represent the demographic data of clinical forensic victims in Surakarta.