Brain degeneration due to oxidative stress will have an impact on cognitive function decline. Aerobic exercise and calorie restriction are equally believed to increase the ability of cells to inhibit the effects of oxidative stress in the brain. Mitochondria are very susceptible to damage due to oxidative stress. Survival ability of mitochondria can be seen by measuring the levels of the PGC-1α protein, which regulates the transcription of mitochondrial biogenesis in brain tissue. A study has been conducted to compare the effects of aerobic exercise and calorie restriction for 8 weeks on PGC-1α levels of brain tissue of mice and their spatial memory. A total of 24 male mice, aged 6 weeks, were divided into 4 groups: control, aerobic exercise (AE), calorie restriction (CR), and a combination of AE + CR. The exercise was done by running in running wheels, every day for 40 minutes at a speed of 10 m / min. Calorie restriction was done by feeding mice as much as 70% of the calories of food consumed by ad libitum. The CR group had a PGC-1a levels and spatial memory higher than the control. The AE group and the combination of AE + CR had PGC-1a levels and spatial memory higher than the CR group, and both groups have no differences. Physical exercise accompanied with calorie restriction or only physical exercise have better effects on brain’s PGC-1a and spatial memory compared with only caloric restriction.
ABSTRAK Latar Belakang: Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degenerative pada kartilago sendi yang paling sering terjadi pada lutut dan banyak ditemukan pada orang dewasa atau usia lanjut. Osteoarthritis lutut biasanya di tandai dengan keluhan seperti, nyeri, bengkak, kekuan, abnormalitas alignment dan penurunan rang gerak sendi. Abnormalitas alignment terjadi karena perubahan Q-angle dari posisi normal. Peningkatan Q-angle terjadi malalignment yang akan menimbulkan abnormalitas fungsi, dan dapat mengakibatkan subluksasi patella dan memicu timbulnya berbagai macam keluhan pada lutut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan Qangle terhadap keluhan osteoarthritis pada lansia. Metode penelitian: Jenis penelitian termasuk dalam penelitian cross-sectional dimana variabelnya dependen (factor resiko) dan variable independen (efek) dinilai dan di ukur secara bersamaan saat itu, jadi tidak ada tindak lanjut. Penelitian dilakukan di komunitas Lansia Abadi. Sampel penelitian sebanyak 52 responden dengan rentang usia 60-74 tahun. Pengukuran dalam penelitian ini dengan menggunakan womac index untuk mengukur keluhan osteoarthritis, untuk mengukur besar Q-angle diukur dengan goneometer. Data yang dikumpulkan dianalisa menggunakan pearson product. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan Q-angle terhadap keluhan osteoarthris pada lansia. Q-angle dengan womac index memiliki nilai Sig. 0,000 yang berarti nilai signifikan p<0,05, dengan begitu Q-angle berkorelasi dengan womac index dan memiliki r sebesar 0,560 atau berkorelasi kuat dengan arah positif. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan kuat Q-angle terhadap keluhan osteoarthritis pada lansia.
ABSTRAKLatar Belakang : Flat foot memberikan dampak rantai pada struktur tubuh dimana flat foot mengakibatkan overpronation ankle yang kemudian menyebabkan terjadinya rotasi internal pada tibia dan femur yang selanjutnya menginduksi pergeseran alignment panggul kearah anterior sekitar (Khamis & Yizhar, 2007). Ketika struktur tubuh berubah, maka COG (Center of Gravity) akan berubah. COG berfungsi untuk mendistribusikan massa tubuh secara merata pada Base of Support sehingga tubuh dalam keadaan seimbang. Tetapi, jika terjadi perubahan postur tubuh, maka COG juga mengalami perubahan yang menyebabkan gangguan keseimbangan. Tujuan : (1) Mengetahui hubungan antara postur flat foot dengan keseimbangan statis pada anak usia 12 tahun, (2) Mengetahui distribusi flat foot pada anak usia 12 tahun, (3) Mengetahui distribusi keseimbangan statis pada anak usia 12 tahun. Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitan korelasional dengan pendekatan cross sectional,dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah sample sebanyak 51 anak. Menggunakan uji normalitas data kolmogorov-smirnov dan uji hubungan dengan uji rank spearman. Hasil Penelitian : Hasil uji korelasi spearman rank didapat p = 0,000 dan nilai korelasi r = 0,716. Kesimpulan : Ada hubungan antara flat foot dengan keseimbangan statis pada anak usia 12 tahun.
Lansia di daerah urban dinilai tidak produktif karena kurangnya aktivitas pada lansia, hal ini menyebabkan penurunan fungsional dan performa fisik. Faktor yang di duga mempengaruhi kualitas hidup pada lanisa di daerah urban adalah kecemasan akan jatuh dan depresi yang akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kecemasan akan jatuh dan depresi terhadap kualitas hidup lansia di daerah urban kota Surakarta serta mencari faktor dominan yang mempengaruhi kualitas hidup lansia di daerah urban kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional study dengan subjek penelitian adalah lansia berumur 60 tahun keatas. Teknik pengambilan sampel dengan quota sampling dengan jumlah sampel 94 orang. Terdapat pengaruh kecemasan akan jatuh terhadap kualitas hidup lansia sebesar 26.8% dan tidak terdapat pengaruh depresi terhadap kualitas hidup lansia. Kecemasan akan jatuh merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kualitas hidup lansia (OR -0.971,p=0.048, 95% CI: -1.933 – -0.009). Kecemasan akan jatuh merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia yang tinggal di urban.
Lanjut usia sering kali mengalami permsalah yag diakibatkan penuruan fusngsi tubuh sehingga dapat mempengaruhi kondisi tubuhnya. Gangguan keseimbangan merupakan penyebab utama cedera serta keterbatasan saat melakukan Activity of Daily Living pada lansia, Masalah ADL dipengaruhi oleh beberapa penyakit dan perubahan usia yang akan menyebabkan keterbatasan fungsional sehingga dapat mempengaruhi kinerja aktual. Penilitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara keseimbangan dinamis dengan Activity of Daily Living pada lansia Muda. Metode Penelitian: Jenis Penelitian ini menggunakan observational dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Komunitas Lansia Abadi Gonilan. Sampel peneltian berjumlah 58 responden pada lansia muda berusia 60-69 tahun. Teknik Sampling menggunakan Purposive Sampling. Tes keseimbangan menggunakan Timed Up and Go Test dan Questionnaire ADL menggunakan The Lawton Instrumental Activity of Daily Living. Hasil: Teknik analisis data uji normalitas yaitu dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan didapatkan hasil tidak normal dengan nilai hasil p < 0.005. Uji hubungan menggunakan uji spearman rank dan dipatkan hasil ada hubungan antara Keseimbangan Dinamis dengan Activity of Daily Living Pada Lansia Muda di Komunitas Lansia Abadi Gonilan dengan nilai p = 0.000 dan nilai r = -0,715. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan kuat antara keseimbangan dinamis dengan Activity of Daily Living pada lansia muda.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.