Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kedisiplinan belajar, gambaran hasil belajar fisika dan untuk mengetahui hubungan antara kedisiplinan belajar dengan hasil belajar fisika Siswa kelas XI MAN Pinrang. Teknik dalam pengambilan sampel yaitu menggunakan proporsional random sampling dan penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Yamanen dari populasi yang ada, dari populasi yang ada, sehingga sampel penelitian ini ditentukan sebanyak 34 siswa dari 131 siswa sebagai populasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif korelasional dengan pendekatan expost facto dan survey. Analisis yang digunakan adalah analisi deskriptif dan analisi korelasi sederhana untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dan mengetahui arah hubungan yang terjadi. Hasil variabel kedisiplinan pada 40 item soal angket berkategori valid, nilai cronbach’s Alpha X sebesar 0,946 yang berarti bahwa pada instrumen adalah reliabel. Deskripsi analisis deskriptif secara numerik pada nilai Mean sebesar 60,06, Median sebesar 63,50, Mode sebesar 74, Std. Deviation sebesar 11,58, Variance 134,06, Range sebesar 44, Minimum sebesar 30, dan nilai Maximum sebesar 74. Tingkat keeratan hubungan kedisiplinan terhadap hasil belajar sebesar 0,929 maka dapat dikatakan kedisiplinan memiliki tingkat hubungan berada pada kategori berkorelasi sempurna terhadap hasil belajar siswa kelas XI MAN Pinrang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X Sains 3 Madrasah Aliah Negeri Pinrang melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray. Kriteria peningkatan ditinjau dari menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah:1) Meningkatnya skor rata-rata hasil belajar matematika siswa dari siklus I ke siklus II. 2) Meningkatnya ketuntasan belajar matematika siswa dari siklus I ke siklus II, dimana ketuntasan secara individu tercapai jika siswa memperoleh nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 dan ketuntasan secara klasikal tercapai jika diatas 85% jika siswa mencapai nilai 70 KKM dari skor ideal 100. 3) Meningkatnya proses pembelajaran ditinjau dari Aktivitas siswa dengan kategori Baik dan Tanggapan siswa dengan kategori positif terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray meliputi: 1) Skor rata-rata hasil belajar matematika siswa meningkat pada siklus I sebesar 66,21 menjadi 79,57 pada siklus II. 2) Persentase siswa yang tuntas belajar meningkat yaitu pada siklus I sebesar 61,9% menjadi 90,5% pada siklus II. Dan 3) Aktivitas dan tanggapan siswa meliputi: a) Rata-rata persentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat sesuai dengan lembar observasi yakni peningkatan dari siklus I sebesar 41% menjadi 47% pada siklus II dan menurunnya aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan pembelajaran dari siklus I sebesar 26% menjadi 14% pada siklus II. b) Berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa hampir semua siswa menyukai matematika, dan menyukai model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray serta setuju jika model ini diterapkan di sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Untuk mengetahui penerapan Model Experiential Learning pada pembelaharan fisika kelas X MAN Pinrang, 2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas X MAN Pinrang melalui penerapan Model Experiential Learning terhadap. Adapun Kegunaan adalah untuk 1) Bagi sekolah, memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam rangka menyempurnakan pembelajaran khususnya mata pelajaran Fisika. 2) Bagi guru, melalui penelitian ini guru dapat mengembangkan model yang tepat dalam mengajarkan fisika di kelas. 3) Bagi siswa, melalui pembelajaran yang aktif siswa dapat mengembangkan potensi mereka dan meningkatkan hasil belajarnya, dan Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pengalaman dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang melibatkan yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, refleksi, perencanaan ulang, dan seterusnya. Lokasi penelitian ini adalah MAN Pinrang Kecamatan Paleteang Kab. Pinrang.Subjek penelitian yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas XMIPA 1 MAN Pinrangyang berjumlah 40 orang, terdiri dari 22 perempuan dan 18 laki-laki yang diajar langsung oleh penulis. Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Aktivitas Belajar Fisika Siswa Kelas X MAN Pinrang Kabupaten Pinrang Keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung tersebut membuahkan hasil belajar siswa yang baik. Secara keseluruhan siswa kelas X MAN Pinrang yang dijadikan subjek penelitian sebanyak 40 orang telah mampu mencapai kriteria ketuntasan. Karena indikator keberhasilan penelitian ini yaitu meningkatnya hasil belajar fisika siswa dan ketuntasan hasil belajar fisika 80% tuntas secara klasikal telah tercapai, maka peneliti yang merangkap sebagai guru memutuskan untuk menghentikan atau tidak melanjutkan kegiatan pembelajaran ke siklus berikutnya.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas X SMK Negeri 2 Pinrang Tahun Pelajaran 2019/2020. melalui Metode Index Card Match, 2) Untuk dapat meningkatkan Ketuntasan individu maupun ketuntasan klasikal siswa kelas X SMK Negeri 2 Pinrang Tahun Pelajaran 2019/2020. melalui Metode Index Card Match, dan 3) Untuk dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas X SMK Negeri 2 Pinrang Tahun Pelajaran 2019/2020. melalui Metode Index Card Match. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan tahapan pelaksanaan meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 2 Pinrang, dan adapun Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas X SMK Negeri 2 Pinrang Kabupaten Pinrang. Adapun sampel pada penelitian ini adalah kelas X2 jumlah siswa tersebut ialah 36 siswa dengan jumlah laki-laki ada 14 siswa dan perempuan 22 siswi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) Skor rata-rata hasil belajar matematika siswa meningkat yaitu pada siklus I sebesar 78,65 menjadi 83,18 pada siklus II, 2) Persentase siswa yang tuntas belajar meningkat yaitu pada siklus I sebesar 66,7% menjadi 91,7% pada siklus II, jadi ketuntasan secara klasikal sudah tercapai. Dan 3) Aktivitas dan tanggapan siswa: a) Rata-rata persentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat sesuai dengan lembar observasi yang dilakukan selama penelitian yaitu aktivitas siswa yang sesuai dengan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 41% menjadi 47% pada siklus II dan menurunnya aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan pembelajaran dari siklus I sebesar 26% menjadi 14% pada siklus II. serta, b) Berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa hampir semua siswa menyukai matematika, dan senang metode Index Card Match serta setuju jika model ini diterapkan di sekolah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.