Telah dilakukan penelitian terhadap efek antiinflamasi dari fraksi-fraksi daun piladang (Solenostemon scutellarioides (L) .Codd) pada mencit putih betina. Hewan percobaan dibagi atas 5 kelompok yaitu kelompok I (kontrol diberi NaCMC 0,5%), kelompok II ( pembanding diberi asetosal 130 mg / kgBB), kelompok III, IV dan V yang diberikan fraksi heksan, fraksi etil asetat dan fraksi butanol masing-masing dengan dosis 400 mg/kgBB. Metode yang digunakan adalah edema buatan dan kantong granuloma. Edema atau peradangan pada tikus diinduksi dengan menyuntikkan karagen 1% secara subkutan. Suspensi fraksi diberikan secara oral selama 4 hari. Parameter yang diamati adalah volume edema dan jumlah leukosit pada edema dan darah tikus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi daun piladang memberi efek yaitu mengurangi volume edema dan mempengaruhi jumlah sel leukosit pada edema dan darah seperti sel neutrofil segmen, neutrofil batang, monosit dan limfosit secara signifikan (P <0,05), sedangkan efek pada sel eosinofil tidak signifikan (P> 0,05). Dari semua fraksi diuji, dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat dan fraksi butanol memiliki aktivitas antiinflamasi
Metode ekstraksi dapat mempengaruhi komponen kimia dalam suatu ekstrak tanaman.Pada penelitian ini telah dilakukan uji penentuan kadar fenolat total dari daun piladang(Solenostemon scutellarioides (L.) Codd). yang diekstraksi dengan beberapa cara. Metodeekstraksi yang dilakukan antara lain cara tradisional (peremasan dan perebusan) dan ekstraksilaboratorium (sokletasi dan maserasi). Kadar fenolat total ekstrak daun piladang diperolehdengan metode Folin-Ciocalteu dengan menggunakan spektrofotometer UV-Visible. Asam galatdiukur pada panjang gelombang maksimum 758 nm. Kadar fenolat dinyatakan dalam mg setaraasam galat / gr ekstrak. Perolehan kadar fenolat tertinggi oleh sokletasi daun kering 376,5979mg/g, diikuti oleh maserasi daun kering 356,7619 mg/g, sokletasi daun segar 333,1509 mg/g,maserasi daun segar 293,3015 mg/g, rebusan daun segar 216,3534 mg/g, sari remasan 77,3158mg/g, rebusan daun kering 69,3957 mg/g.
<em>Tanaman berenuk (Crescentia cujete L.) merupakan salah satu tanaman yang tumbuh di Indonesia.Secara tradisional daun berenuk digunakan untuk mengobati luka baru dan menurunkan hipertensi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil metabolit sekunder ekstrak daun berenuk dan uji sitotoksik terhadap larva udang Artemia salina Leach dengan metode brine shrimp lethality test. Uji skrining fitokimia menunjukkan ekstrak daun berenuk mengandung alkaloid, flavonoid, fenolik dan steroid. Dari hasil identifikasi dengan metode KLT terhadap ekstrak daun berenuk diduga adanya alkaloid dengan nilai Rf 0,82; flavonoid dengan nilai Rf 0,57; fenolik dengan nilai Rf 0,85 dan steroid dengan nilai Rf 0,55. Hasil identifikasi dengan spektrofotometer uv-visible diperoleh empat puncak dengan panjang gelombang 664 nm, 402 nm, 329 nm dan 213 nm. Hasil uji sitotoksik didapatkan nilai LC50 30,54 µg/ml yang berarti ekstrak daun berenuk aktif terhadap ”brine shrimps” dengan level toksisitas yaitu toksik</em>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.